SEMARANG, KOMPAS.TV - Sartono Anwar adalah salah satu legenda pelatih sepakbola Indonesia yang mengantarkan PSIS Semarang menjadi juara perserikatan pada tahun 1987. Kini di hari tuanya, Sartono mengantungkan hidupnya dengan berjualan bakso.
Siapa sangka mantan pelatih PSIS Semarang yang dulu berhasil membawa kejayaan, kini hidupnya kurang beruntung. Sartono Anwar, dimasa tuanya kini harus menghidupi keluarganya dengan berjualan bakso di kawasan Stadion Diponegoro, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Kota Semarang.
Selain dikenal sebagai pelatih di sejumlah klub besar, bapak tujuh anak ini sebelumnya pernah bekerja di Pertamina. Namun karena panggilan hidup, ia rela melepaskan kehidupan mapan bekerja di Pertamina dan memilih untuk tetap mengeluti olahraga sepakbola.
Pada tahun 1987, Sartono Anwar berhasil membawa PSIS Semarang menjadi juara perserikatan untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Persebaya Surabaya. Selain membesut PSIS, Sartono juga tercatat pernah melatih Assyabaab Salim Group, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Persibo Bojonegoro, hingga Persisam Samarinda.
Namun, dimasa tua yang seharusnya menikmati hasil jerih payahnya, Sartono harus menggantungkan hidupnya dengan berjualan bakso dengan dibantu anak dan istri.
"Saya mulai terjun sebagai pelatih itu masih dalam usia sangat muda, saat itu umur 23 tahun. Dulu itu namanya belum SSB tapi anak gawang. Kemudian berkembang menjadi sekolah sepak bola tahun 1963, saya masih main waktu itu. Kemudian tahun 1965 saya terpilih menjadi pemain diklat Salatiga dan diklat itu milik PSSI," kata Sartono Anwar.
Sementara itu, sang istri mengaku bisa memahami kondisi suaminya yang sudah tidak menjadi pelatih bola lagi karena faktor usia. Ia mengaku bersyukur masih bisa berusaha di tengah kondisi pandemi yang serba sulit.
"Ya sekarang bapak kan sudah berumur, mungkin udah nggak seperti dulu lagi. Job-job sekarang kan kalah sama yang muda-muda. Masa pandemi itu masa yang paling sulit buat kita. Semua sendiri, saya yang handle semua, ya dibantu anak-anak, bapak kadang bantu yang buatin pangsit, yang mudah-mudah," ujar Heny Sulistyowati, istri Sartono Anwar.
Selain berjualan bakso, Sartono Anwar sebenarnya juga memiliki sekolah privat sepak bola yang dinamai Sekolah Sepak Bola Tugu Muda untuk putra dan Sekolah Sepak Bola Bintar Bersinar untuk putri. Namun selama pandemi, sekolah sepak bola itu tidak jalan, sehingga tidak ada pendapatan.
#semarang #psissemarang #sartonoanwar
Sumber : Kompas TV Jateng
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.