JAKARTA, KOMPAS TV - Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah mendapatkan nilai yang sama dalam Hasil survei terbaru Litbang Kompas pada Oktober 2021.
Elektabilitas keduanya berada di angka 13,9 persen. Setelah itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan nilai elektabilitasnya 9,6 persen.
Menariknya, elite-elite partai politik besar di Indonesia seperti Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, elektabilitasnya tak mencapai 1 persen.
Baca Juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Kepercayaan Publik Menurun, Ini Pembelaan Pemerintah
Tak hanya itu, Litbang Kompas pun melakukan survei terhadap sejumlah capres potensial lainnya seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang nilainya 5,1 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini 4,9 persen.
Selanjutnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 4,6 persen, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 4,5 persen.
Kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan elektabilitas 1,9 persen, Menko Polhukam Mahfud MD 1,2 persen, dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 1,1 persen.
Dilansir dari Kompas.id, Selasa (19/10/2021), Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu menjelaskan, dari tiga nama capres dengan elektabilitas teratas, hanya Ganjar yang mengalami kenaikan tingkat keterpilihan.
”Jika dibandingkan survei April, elektabilitas Ganjar mengalami lonjakan 6 persen, sedangkan Prabowo turun 2,5 persen. Sementara Anies cenderung stagnan,” kata Yohan.
Sementara itu, meski elektabilitasnya tergolong tinggi, mereka belum tentu bisa mengikuti pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Sebab, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, hanya partai politik atau gabungan parpol yang menguasai minimal 20 persen kursi DPR atau meraih 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2019 yang bisa mengusung capres.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Saat Pandemi Capai 69,1 Persen
Sampai saat ini, baru Prabowo yang punya kendaraan politik. Namun, Ganjar, kendati merupakan kader PDIP, tapi Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri belum memberikan lampu hijau.
Penyebabnya, di internal partai berlambang banteng moncong putih itu diduga ada yang tak ingin Ganjar menjadi capres. Para kader lainnya ingin Puan Maharani yang dipilih oleh Megawati mewakili PDIP.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.