NEW YORK, KOMPAS.TV - Harga minyak mentah dunia naik pada penutupan perdagangan Kamis (14/10/2021) waktu Amerika Serikat. Hal itu terjadi setelah Arab Saudi menolak untuk menambah pasokan minyak OPEC+.
Arab Saudi menolak usulan untuk meningkatkan produksi OPEC+, dengan alasan ingin melindungi pasar minyak dari perubahan harga liar seperti yang terjadi di pasar gas alam dan batu bara.
Selain itu, kenaikan harga minyak disebabkan pernyataan Badan Energi Internasional (IEA), yang menyebut harga gas alam dapat meningkatkan permintaan minyak.
Seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/10/2021), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 82 sen menjadi 84 dollar AS per barel. Atau naik 1 persen dari perdagangan sebelumnya dan merupakan kenaikan tertinggi sejak Oktober 2018.
Baca Juga: Warga Riau Antre Beli Solar karena Langka, Menteri ESDM: Saya Enggak Tahu, Apa Bocor?
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November naik 87 sen, menjadi di 81,31 dollar AS per barel. Kenaikan itu juga mencatat penutupan tertinggi sejak 2014.
IEA menyatakan, permintaan minyak akan naik setengah juta barel per hari (bph) karena sektor listrik dan industri berat beralih dari sumber energi yang lebih mahal ke listrik. IEA memperingatkan, krisis energi dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Baca Juga: Wujudkan Keinginan Istri Tercinta, Pria di Srbac Ini Bangun Rumah yang Bisa Berputar
Dalam laporan bulanannya IEA memproyeksikan, di tahun 2022 permintaan minyak akan naik 210.000 bph. Sehingga total permintaan minyak mentah dunia akan menjadi 99,6 juta bph di 2022.
Pemerintah Amerika Serikat telah berdiskusi dengan para produsen minyak dan gas tentang naiknya harga bahan bakar. Di AS, harga bensin eceran mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Dan tagihan listrik warga AS juga diperkirakan akan naik selama musim dingin, karena menggunakan alat pemanas ruangan.
AS juga mendesak OPEC+ untuk meningkatkan produksi, sehingga bisa memenuhi banyaknya permintaan. Namun pada pertemuan bulan ini, OPEC+ tetap pada kesepakatan sebelumnya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari per bulan.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.