BEIJING, KOMPAS.TV - China dilanda kekurangan pasokan listrik di 20 provinsi selama beberapa pekan terakhir. Kekurangan itu membuat pemerintah terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir.
Kekurangan listrik China disebabkan oleh harga batu bara yang melambung tinggi. Batu bara masih menjadi sumber energi utama di China, menyumbang 60 persen dari total energi pada tahun lalu.
China menggunakan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan industri.
Harga batu bara sendiri meningkat lebih dari dua kali lipat selama setahun terakhir. Di pasar komoditas Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara naik 12 persen pada Senin (11/10/2021) menjadi 1.408 yuan atau Rp3,1 juta per metrik ton.
Baca Juga: Xi Jinping Murka Taiwan Tolak Tunduk Pada China
Untuk mengatasi meroketnya harga, pemerintah China coba menggenjot produksi batu bara. Namun, produksi batu bara terganggu oleh cuaca buruk.
Pada Sabtu (9/10), pemerintah menyebut 60 tambang batu bara di Provinsi Shanxi, pusat pertambangan batu bara China, ditutup karena hujan lebat.
Wilayah sekitar Shanxi juga dilanda hujan lebat dan longsor yang mengganggu operasi tambang batu bara setempat.
“Sejak awal tahun ini, harga energi di pasar internasional melonjak tajam dan pasokan listrik serta batu bara domestik terbatas,” tulis rilis Dewan Negara China sebagaimana dikutip FR24.
“Faktor-faktor ini menyebabkan pemutusan listrik di beberapa tempat, memengaruhi aktivitas ekonomi dan kehidupan warga,” imbuh pernyataan tersebut.
Pemerintah China pun menggenjot produksi batu bara di tempat lain. Wilayah otonom Mongolia Dalam, produsen batu bara terbesar kedua di China, hendak menggenjot produksi hingga 98,4 juta metrik ton, naik 30 persen dari angka produksi bulanan.
Baca Juga: China Janjikan Rp3,3 Triliun untuk Dana Konservasi Keanekaragaman Hayati
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.