JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal medis internasional 'Lancet' menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kecemasan dan depresi berat di kalangan perempuan dan kamu muda selama pandemi Covid-19.
Studi yang dilakukan akademisi di Universituas Queensland Australia ini menemukan bahwa terdapat 76 juta kasus tambahan gangguan kecemasan dan 53 gangguan depresi berat sejak Covid-19 melanda sejak 2020.
Kecemasan dan depresi pada perempuan terjadi karena banyak perempuan menanggung beban rumah tangga. Di sisi lain, risiko kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat.
Baca Juga: Bacalah Zikir Ini agar Rezeki Melimpah dan Kecemasan Hilang
“Sayangnya, karena berbagai sebab, perempuan selalu terkena dampak sosial dan ekonomi yang lebih buruk dari pandemi ini,” kata penulis Alize Ferrari, yang tergabung dalam penelitian tersebut, melansir Antara, Sabtu (9/10/2021).
“Kepedulian tambahan dan tanggung jawab rumah tangga cenderung jatuh pada perempuan, dan karena perempuan lebih mungkin menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, yang meningkat pada berbagai tahap pandemi,” imbuhnya.
Lantas, dengan tingginya angka kecemasan dan depresi yang terjadi pada perempuan, apakah hal tersebut akan menimbulkan efek jangka panjang?
Psikolog cum dosen di Fakultas Psikologi di Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Nia Kusuma Wardhani menjelaskan bahwa apabila kecemasan depresi terus berlangsung dapat menimbulkan beberapa efek jangka panjang.
“Efeknya (jangka panjang) akan timbul kecemasan yang berkepanjangan, merasa takut, tidak percaya diri, cenderung asosial,” kata Nia kepada KOMPAS TV, Senin (11/10/2021).
Baca Juga: Ini 5 Bentuk Self-Care untuk Hilangkan Kecemasan selama Perpanjangan PPKM
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.