JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah), Abdul Mu’ti menjelaskan tentang peranan Muhammadiyah dalam upaya melawan krisis lingkungan secara global di hadapan 19 tokoh agama dunia, salah satunya di hadapan Paus Franciskus di Vatikan.
“Dalam ajaran islam, manusia adalah khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan dunia yang sejahtera dan aman. Tingkah laku manusia terhadap alam merupakan pembeda kualitas kesalehan,” tutur Mu’ti dalam Forum Religions and Education: a toward globa Compact of Education, Selasa (6/10/21) sepert dikutip di situs resmi Muhammadiyah.
Dalam kesempatan itu, Mu’ti menjelaskan tentang sikap organisasi Islam Muhammadiyah terhadap kerusakaan alam. Ia juga menjelaskan, prioritas terhadap kerusakan alam ini masuk dalam Muktamar ke-47 pada tahun 2015 di Makassar.
“Dalam hal ini melawan krisis lingkungan, Muhammadiyah memiliki 5 program. Pertama, menerbitkan setidaknya dua buku yaitu Fikih Air dan Fikih Lingkungan. Buku-buku ini menguraikan teologi Islam, hukum, dan tanggung jawab atas air dan alam. Kedua, mengorganisir gerakan lokal untuk menyelamatkan alam melalui sedekah sampah. Ketiga, mendidik masyarakat untuk lebih peka, peduli, ramah, dan konstruktif terhadap lingkungan,” jelas Mu’ti.
Keempat, lanjut Mukti, Muhammadiyah bergabung advokasi publik untuk pelestarian alam dan lingkungan melalui undang-undang khususnya yang berkaitan dengan pertambangan, deforestasi, dan pemukiman yang dalam konteks Indonesia telah menjadi penyebab utama masalah alam dan lingkungan.
“Kelima, Muhammadiyah mendorong eksplorasi sumber energi alternatif seperti matahari, gelombang, dan angin untuk mengurangi dan menghemat konsumsi energi bahan bakar fosil,” imbuhnya.
It was very meaningful and amazing how people from different faiths have a common commitment to save the earth from global warming and climate changes catastrophe.#Faiths4COP26 pic.twitter.com/jZPjnndi11
— Abdul Mu'ti (@Abe_Mukti) October 5, 2021
Secara organisasi, Mu’ti juga menjelaskan upaya-upaya Muhamadiyah untuk menggandeng lembga dan organisasi dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Seperti Network of Enggaged Buddhism (INEB), Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan dan pelbagai organisasi lainnya baik local maupun internasional.
“Muhammadiyah mengimbau tanggung jawab global, tindakan dan Kerjasama untuk memelihara alam untuk keberlangsungan bumi, kemakmuran dan keberlanjutan dunia,” kata dia menutup.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.