BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Hampir dua tahun pelaksanaan kuliah dan belajar online membuat para mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan sistem kuliah daring yang memiliki beragam tantangan.
Mereka pun harus fokus menangkap pesan non-verbal dari lawan bicara.
Baca Juga: Bangunan Sekolah Rusak Karena Lapuk, Sejumlah Ruangan Berubah Jadi Gudang
Namun belajar dengan sistem canggih ini masih menjadi kendala dan menjadi kesulitan bagi sejumlah mahasiswa.
Sehingga dibukanya kembali pembelajaran tatap muka di kampus menjadi harapan para mahasiswa di Banjarmasin.
Satu diantaranya, Meysilia Anggraini, mahasiswa asal Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan selatan.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik tersebut menilai kuliah online menjadikan efektivitas belajar menjadi tidak maksimal.
Hal tersebut karena mahasiswa butuh penyampaian dan pengerjaan tugas secara verbal dan tidak semua materi online bisa dipahami dan dikerjakan secara virtual.
“Pembelajaran offline itu lebih maksimal, lebih aktif, kita lebih dapat ‘feel’ dalam belajar,” ungkap Meysilia.
Kondisi ini pun dialami Hanani Nur Rahmi, mahasiswi asal provinsi tetangga, Kalimantan Tengah.
Mahasiswi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan itu mengaku keterbatasannya berinteraksi secara online menyulitkan dalam menyerap pembelajaran.
“Beberapa orang lebih mudah menyerap ilmu kalau offline, kalau secara online itu distraksinya lebih besar daripada tatap muka,” kata Hanani.
Baca Juga: Vaksinasi Pelajar Kurang Peminat, Sebagian Orangtua Tak Izinkan Anaknya Divaksin
Tak hanya soal sistem pembelajaran, kuliah online diakui berdampak pada ekonomi para mahasiswa yang harus terus mengeluarkan uang untuk kuliah daring.
Seperti membeli kuota yang banyak agar perkuliahan berjalan lancar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.