Peringati Hari Batik Nasional, "Sinau Batik" Digelar Besok hingga 16 Oktober 2021 di Yogyakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Untuk memperingati Hari Batik Nasional, Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID) menggelar rangkaian kegiatan "Sinau Batik" mulai besok, Senin 4 Oktober hingga 16 Oktober 2021.

Kegiatan tersebut diinisiasi dengan semangat membumikan Batik Cap Kertas yang memanfaatkan limbah kertas hingga kayu sebagai canting hingga penampang.

Langkah tersebut merupakan inovasi YSID agar batik yang telah diakui UNESCO dapat semakin dekat, mudah dimiliki, dan dapat dimanfaatkan dari sisi ekonomi oleh masyarakat.

"Saat ini proses dalam pembuatan batik menggunakan dua alat yaitu tulis dan cap yang cenderung lama dan harga jual yang relatif tinggi. Akibatnya tidak semua masyarakat dapat memilikinya," bunyi siaran pers yang diterima Kompas TV, Minggu (3/10/2021).

Kegiatan yang akan dilaksanakan di Kampoeng Mataraman, Sewon, Bantul ini terdiri dari acara pelatihan, pendampingan, dan festival berupa pameran Batik Cap Kertas.

Baca Juga: Ikut Peringati Hari Batik Nasional, 3 Klub Sepak Bola Liga Inggris Beri Ucapan

Adapun semua kegiatan akan menyasar kelompok disabilitas serta ibu rumah tangga. Untuk mengawali kegiatan, pelatihan akan dimulai dari para ibu rumah tangga secara luring pada 4-6 Oktober 2021.

Kemudian, disusul dengan pelatihan kelompok disabilitas pada 7-9 Oktober 2021. Sedangkan pendampingan dilakukan secara daring pada 12-14 Oktober 2021.

Dalam pendampingan tersebut, YSID akan mendorong peserta pelatihan untuk dapat menemukan corak batik yang khas dengan sekaligus dibekali pengetahuan soal pemasaran produk.

"Pendampingan bertujuan merumuskan konsep dan corak produk batik cap kertas setiap kelompok dengan (mengedepankan) khasanah lokal yang otentik pada masing-masing daerah".

Sementara itu, untuk menutup rangkaian "Sinau Batik", YSID akan menggelar festival berupa pameran batik, seminar dan talkshow pada 16 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB – selesai.

YSID berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum peringatan bagi masyarakat untuk tetap melestarikan batik hingga berhasil mengembalikan denyut ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

"Semoga bisa tercipta kantong-kantong pembatik baru, batik yang lebih ekonomis dan terjangkau oleh masyarakat secara umum, serta batik yang menjadi stimulus denyut ekonomi masyarakat di masa pandemi."

Baca Juga: 6 Kampung Batik yang Patut Dikunjungi untuk Wisata dan Belajar, Mana Saja?