Kompas TV nasional hukum

Kepala PPATK: 5.000 Transaksi Mencurigakan itu Campuran, Tidak Hanya Domestik

Kompas.tv - 1 Oktober 2021, 23:20 WIB
kepala-ppatk-5-000-transaksi-mencurigakan-itu-campuran-tidak-hanya-domestik
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana Rae. (Sumber: KompasTV/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana RAE mengatakan, 5.000 transaksi dana mencurigakan terkait terorisme bukan hanya terjadi domestik.

“Data yang saya sampaikan, sampai di angka 5.000 itu kan campuran sebetulnya, tidak hanya domestik, yaitu sebetulnya ada juga transfer dana dari kita ke luar, dari luar ke kita,” ujar Dian Ediana RAE di Sapa Indonesia Malam, Jumat (1/10/2021).

Dian memastikan selama transaksi itu di dalam sistem PPATK, pihaknya bisa mengontrol uang masuk dan keluar berapa pun jumlahnya. PPATK, katanya, bisa secara detail menunjukkan uang tersebut ditransfer ke negara maupun organisasi apa.

“Nah kalau sudah begitu kita tinggal bekerja sama dengan lembaga intelijen keuangan yang sama di negara itu, mengenai kebenarannya, mengenai organisasi ini karakternya seperti apa, dan lain sebagainya,” katanya.

Baca Juga: PPATK Temukan 5.000 Transaksi Mencurigakan terkait Pendanaan Teroris

Namun, katanya, soal temuan transaksi mencurigakan yang jumlahnya hampir 5.000 tentunya sangat mengkhawatirkan. Dalam hal ini, kata Dian, PPATK telah mengeluarkan sekitar 261 informasi (hasil analisis) mengenai pendanaan terorisme dan radikalisme ke berbagai Lembaga.

“Ke BIN, BNPT, Densus 88 juga, juga ada kepolisian yang secara umum,” ujarnya.

Dalam keterangannya, Dian menjelaskan transaksi mencurigakan terkait tindak pidana pendanaan terorisme terus menaik setiap tahunnya. Pada tahun 2016, transaksi mencurigakan terkait tindak pidana pendanaan terorisme berjumlah 340 laporan.

“Kemudian pada 2017 naik menjadi 864 dan selanjutnya yang paling tinggi malah di 2020 (di masa pandemi Covid-19),” katanya.

 

 

 

 

 

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x