JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus menyebut isu Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti 'penyakit tahunan' yang muncul setiap menjelang tanggal 30 September.
Padahal, kata Wakil Ketua yang baru saja menggantikan Azis Syamsuddin itu, tidak ada isu baru yang perlu digaduhkan.
"Ini seperti penyakit tahunan jadinya, setiap mau tanggal 30 gaduh dengan isu yang sama. Coba, ada isu baru enggak, tidak ada, tapi selalu digulirkan setiap menjelang tanggal 30 September," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Jakarta, seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (30/9/2021).
Lodewijk mengakui, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) merupakan sejarah yang menjadi pelajaran pahit bagi bangsa Indonesia.
Tetapi, lanjut dia, bukan berarti hal itu mesti selalu diributkan setiap tahunnya. "Jangan juga menjadi alasan itu kita selalu gaduh setiap masuk tanggal hari ini," katanya.
Tudingan yang menyebut bahwa TNI telah disusupi oleh PKI, kata Lodewijk, mesti didasari oleh fakta yang kuat.
Baca Juga: Letjen Dudung dan Panglima Hadi Tjahjanto Bantah Tudingan Gatot Nurmantyo
Seperti diberitakan sebelumnya, isu PKI kembali bergulir setelah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyebut TNI telah disusupi PKI dengan bukti dibongkarnya patung-patung sejarah penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti.
"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," ujar Gatot dalam diskusi virtual bertajuk "TNI Vs PKI", Minggu (26/9/2021).
Lalu kemudian, Pangkostrad Letnan Jenderal Dudung Abdurachman membantah tudingan Gatot. Menurut dia, pembongkaran patung tersebut sesuai permintaan penggagasnya, yaitu Pangkostrad ke-34 Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar Dudung, dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).
Menurut Lodewijk, tudingan itu tidak bisa didasari hanya dari adanya pembongkaran patung sejarah penumpasan G30S/PKI, tetapi harus berdasarkan kajian akademis.
"Jadi tentunya tolok ukur dari suatu institusi apalagi TNI disusupi yang dikatakan PKI, tentunya kita harus kaji lebih mendalam sehingga tidak membuat gaduh tentang kondisi kebangsaan," kata dia.
Terlebih, tambah Lodewijk, TNI juga menerapkan tes ideologi dalam setiap rekrutmen prajurit TNI, baik itu tamtama, bintara, maupun perwira.
"Jadi sistem kita sudah ada TNI untuk mendeteksi itu dari awal proses rekrutmen. Kemudian juga di satuan ada namanya pembinaan satuan, pembinaan mental, itu semua terdeteksi, memang ada proses seleksi alam yang nanti kita lihat apakah betul seperti itu," terang sekretaris partai Golkar itu.
Selain saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk juga sebagai mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus.
Baca Juga: Lodewijk Paulus Dilantik Jadi Wakil Ketua DPR Pengganti Azis Syamsuddin
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.