YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi menyebabkan sebagian orang mencari nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan atau imun tubuh. Madu menjadi salah satunya.
Madu bahkan dikonsumsi oleh sebagian orang sejak sebelum pandemi melanda. Sebab madu diyakini memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.
Tapi, jangan salah memilih madu, sebab cukup banyak beredar madu-madu palsu, yang tentunya memiliki khasiat yang berbeda dengan madu asli. Bahkan madu palsu dapat berakibat buruk pada tubuh, misalnya memicu diabetes.
Informasi tentang cara membedakan madu asli dan palsu pun banyak berseliweran, tapi sebagian dari informasi itu merupakan mitos.
Menentukan keaslian madu kadang memerlukan ketelitian, mengingat banyaknya varian madu yang dijual di pasaran.
Dilansir Kompas.com, berikut fakta-fakta di balik empat mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar di masyarakat:
1. Semut Tidak Suka Madu Asli
Banyak mitos yang beredar bahwa semut tidak menyukai madu asli, dan jika ada madu yang dikerumuni semut, itu menandakan bahwa madu tersebut palsu.
Mitos ini tidak tepat. Kesukaan semut terhadap madu tergantung pada berbagai hal, mulai dari umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut.
Pada umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman.
Memang benar ada madu asli yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur.
Baca Juga: Intip Khasiat Madu dan Air Mawar untuk Cegah Jerawat Akibat Keseringan Memakai Masker
Madu yang belum cukup umur akan mengalami fermentasi, dan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut.
“Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi,” kata Dr. Hj. Dewi Masyithoh, SP., M.Pt., Owner & Komisaris Kembang Joyo Group.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.