Kompas TV nasional berita utama

Letjen Dudung Minta Gatot Nurmantyo Tidak Membuat Fitnah yang Menimbulkan Kegaduhan Bangsa

Kompas.tv - 28 September 2021, 11:17 WIB
letjen-dudung-minta-gatot-nurmantyo-tidak-membuat-fitnah-yang-menimbulkan-kegaduhan-bangsa
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman saat konfrensi pers di Kodam Jaya, Kamis (1/10/2020). (Sumber: KompasTV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan, sepatutnya  Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo melakukan klarifikasi sehingga tidak menuding Angkatan Darat telah disusupi PKI.

Bagi TNI AD, tudingan Gatot Nurmantyo yang menyebut tidak adanya patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad sebagai indikasi Angkatan Darat disusupi PKI adalah tudingan keji.

“Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad,” ujarnya Letjen Dudung Abdurachman, Selasa (28/9/2021).

“Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.”

Baca Juga: Gatot Sebut TNI Disusupi PKI, Dudung: Itu Tudingan Keji

Letjen TNI Dudung lebih lanjut mengungkap, patung sejumlah tokoh nasional yang disebut Gatot Nurmantyo hilang telah diambil oleh Letjen TNI (Purn) AY Nasution, selaku penggagas.

Dalam alasannya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution merasa berdosa karena membuat patung tokoh nasional menurut keyakinan agamanya.

“Patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini,” ujar Letjen Dudung.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.”

Letjen Dudung dalam keterangannya menuturkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Bicara soal TNI Vs PKI hingga Kesamaan Pola 3 Pemberontakan

Patung tersebut, kata Letjen Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).

“Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar,” tegas Letjen Dudung.

“Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.”

Di samping itu, lanjut Letjen Dudung, faktanya foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNi Soeharto saat peristiwa 1965 itu, masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

“Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean,” katanya.

“Demikian penjelasan kami agar bisa dipahami dan tidak menimbulkan prasangka buruk terhadap kami sebagai pribadi, intitusi Kostrad, maupun insitusi TNI AD.”




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x