Ketum PBNU: NU Kehilangan Ratusan Ulama akibat Covid-19, Kerugian Besar bagi Umat Islam

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. KH. Said Aqil Siradj menyebut bahwa organisasi Nahdlatul Ulama selama pandemi Covid-19 telah kehilangan banyak sekali ulama. Bahkan, beliau menyebut ada ratusan kiai dan ulama NU yang wafat selama pandemi.

Hal itu diungkapkan ketika ia menyampaikan sambutan dalam pembukaan Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2021 di Hotel Grand Syahid, Jakarta, Sabtu (25/9/21).

“NU telah kehilangan ratusan kiai, ulama karena pandemi. Hal ini tentu saja kerugian besar bagi umat Islam,” tutur Prof. KH Said Aqil Siradj.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, NU terus berusaha untuk melakukan ikhtiar untuk menghindari  dampak dari pandemi.

“Pandemi ini nyata dan belum usai. NU mendukung pemerintah untuk bisa mengatasi pandemi. Kita juga harus bersiap-siap, hati-hati jika ada gelombang ketiga nantinya,” tambahnya.

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan soal kemungkinan gelombang ketiga ini yang juga harus benar-benar diantisipasi walaupun dalam 2-3 bulan terakhir, kasusnya tampak turun.

“Berdasarkan pada epidemiolog dan ilmuwan lain, kita harus benar-benar siaga,” tutupnya.

Data yang dihimpun dari Rabithah Ma’had Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU), hingga akhir tahun 2020 saja, sudah ada 2.034 kiai, ulama, dan tokoh NU yang berpulang selama pandemi.

Beberapa ulama kharismatik dari Nahdlatul Ulama yang wafat antara lain, Habib Ja’far al Kaff, KH Najid Abdul Qadir, dan Kiai Atabik Ali, pengasuh Ponpes Krapyak, Yogyakarta.

Baca Juga: Munas-Konbes NU 2021: Dibuka Wapres Ma'ruf Amin, Dilarang Cium Tangan Kiai