KOMPAS.TV - Indonesia ikut mengantisipsi gagal bayar utang Evergrande. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jumlah utang perusahaan properti terbesar kedua di Tiongkok tersebut tidak hanya berdampak besar bagi perekonomian Tiongkok tetapi juga dunia.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, selain isu tappering the fed gagal bayar Evergrande bakal menambah sentimen negatif yang memengaruhi arus modal asing ke negara berkembang termasuk Indonesia.
Dalam upaya menyelamatkan krisis gagal bayar Evergrande, mengutip Bloomberg Bank Sentral Tiongkok People's Bank of China (PBOC) menyuntikkan likuiditas jangka pendek sebesar 110 miliar yuan atau 17 miliar dolar Amerika Serikat ke dalam sistem keuangan Tiongkok.
Baca Juga: Raksasa Properti Asal China Evergrande Kolaps, Sri Mulyani dan Gubernur BI Waspadai Dampaknya
Jumlah tersebut merupakan operasi pasar terbesar sejak Januari.
Sebelumnya PBOC juga sudah menyuntikkan likuidtas 3 sesi berturut-turut dalam upaya meredakan kegelisahan pasar.
Seperti diketahui, Evergrande punya kewajiban pembayaran bunga sebesar 47,5 juta dollar Amerika Serikat yang jatuh tempo 29 September.
Perjuangan Evergrande Group menghindari default sempat membuat saham global goyah karena punya utang sampai 305 miliar dollar kepada berbagai kreditor, pemasok, dan investor.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.