BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Munculnya dugaan kasus pelecehan seksual nonfisik seperti Catcalling di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari menjadi atensi aktivis dari narasi perempuan, Anna Desliani.
Kasus tersebut disesalkannya karena bukan hanya terjadi di situ saja, sebab sebelumnya kampus tersebut juga dinilai sempat melakukan objektifikasi perempuan dalam promosi atau iklan kampus berupa Baliho di jalanan yang seakan mencerminkan perempuan sebagai Komoditas Promosi.
Baca Juga: Mahasiswi Diduga Alami Pelecehan Seksual Secara Verbal oleh Oknum Kampus di Banjarmasin
Anna pun menyayangkan adanya tanggapan dari pihak kampus yang dinilai lamban, bahkan sempat menampik dan mengklarifikasi tidak adanya pelecehan yang terjadi di dalam lingkungan kampus, sebelum melakukan investigasi terlebih dahulu.
“Yang harus membuktikan itu betul pelecehan atau tidak itu harus dibuktikan melalui pengakuan pelaku, bukan malah mencari-cari korban,”Ucap Aktivis Narasi Perempuan, Anna Desliani.
Baca Juga: Banjarmasin Kembali PPKM Level 4, PTM Terlanjur Dimulai
Dugaan kasus pelecehan ini pun diharapkan anna dapat menjadi pekerjaan rumah bagi Universitas yang berlabel Islami, yang seharusnya berperan dalam memutus rantai kasus pelecehan seksual di lingkup Pendidikan, salah satunya dengan membuat SOP di kampus yang didukung dengan Posko Pelayanan Konseling atau pengaduan pelecehan, agar korban merasa aman.
Selain itu, perlunya dibuatkan mata kuliah yang bermuatan dengan gender sebagai bahan sosialisasi dan edukasi, agar budaya pelecehan seksual yang mayoritas dijadikan bahan candaan dapat segera diputus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.