TOKYO, KOMPAS.TV – Sebuah perpustakaan yang didedikasikan bagi novelis kenamaan Jepang Haruki Murakami (72) akan dibuka pekan depan di Tokyo.
Perpustakaan yang menyimpan karya tulis, kliping dan koleksi rekaman Murakami ini diharapkan akan menjadi tempat penelitian sastra, pertukaran budaya dan tempat nongkrong para penggemarnya.
Perpustakaan Haruki Murakami yang akan dibuka pada 1 Oktober 2021 di Universitas Waseda, almamater Murakami, ini menampilkan replika ruang kerjanya dengan sebuah meja sederhana, deretan rak buku dan sebuah pemutar kaset.
Pun, sebuah kafe yang dikelola oleh para mahasiswa yang menyajikan kopi roasting gelap kesukaannya.
“Saya harap tempat ini dapat menjadi tempat bagi para mahasiswa saling bertukar dan mewujudkan ide-ide. Sebuah tempat yang bebas, unik dan segar di kampus universitas,” tutur Murakami dalam konferensi pers Rabu (22/9/2021) seperti dilansir dari Associated Press.
Baca Juga: Sastrawan Haruki Murakami: Hadapi Covid-19, Pemimpin Politik Perlu Bicara Dari Hati Kepada Rakyatnya
Para pengunjung akan disambut dengan selasar yang berbentuk seperti terowongan di gedung lima tingkat yang dirancang dan direnovasi oleh arsitek Kengo Kuma.
Arsitek perancang stadion Olimpiade Tokyo ini merupakan salah satu penggemar Murakami. Menurut Kuma, terowongan merupakan penggambarannya atas cerita-cerita Murakami, yang tokoh protagonisnya kerap dilukiskan melakukan perjalanan antara kenyataan dan surealis.
Perpustakaan yang resmi disebut Rumah Sastra Internasional Waseda ini kini menampung sekitar 3.000 buku, manuskrip dan materi lain Murakami. Ini termasuk karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa asing dan sebagian koleksi rekaman masifnya.
Di ruang tunggu di samping perpustakaan, dibangun ruang audio yang memamerkan koleksi rekaman Murakami. Beberapa di antaranya bercap ‘Petercat’, nama bar jazz yang ia kelola selulus dari Waseda.
Baca Juga: Perawatan Sastra Kuno Di Daun Lontar
Rekaman itu termasuk rekaman Billie Holiday, Sonny Rollins, John Coltrane dan Miles Davis.
“Saya berharap tempat seperti dibangun setelah kematian saya, supaya saya dapat beristirahat dengan tenang dan seseorang dapat mengurusnya,” kelakar Murakami. “Saya merasa agak gugup melihat ini saat saya masih hidup.”
Murakami menulis banyak karya novel, di antaranya 'Hear the Wind Sing', 'Norwegian Wood', 'A Wild Sheep Chase', 'The Wind-Up Bird Chronicle' dan '1Q84'. Ia juga menjadi kandidat Hadiah Nobel bidang kesusastraan.
Baca Juga: Budi Darma Meninggal Dunia, Kabar Duka Bagi Dunia Sastra Indonesia
Proyek dokumentasi karya Murakami ini bermula pada 2018 saat Murakami menawarkan untuk mendonasikan koleksi karyanya yang telah berkembang sebegitu banyak selama 40 tahun terakhir.
Akibat banyaknya karyanya, Murakami kekurangan ruang penyimpanan di rumah dan kantornya.
Tadashi Yanai, pendiri perusahaan induk Uniqlo yang juga alumnus Waseda, menyumbang 1,2 miliar yen (atau sekitar Rp155 miliar) untuk biaya pembangunan perpustakaan itu.
Sumber : Kompas TV/The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.