JAKARTA, KOMPAS TV - Irjen Napoleon Bonaparte tak henti-hentinya membuat kasus, meski kini dirinya tengah meringkuk di balik jeruji besi rumah tahanan (Rutan) Bareskrim Polri.
Dia divonis 4 tahun setelah dinyatakan bersalah karena menerbitkan red notice terpidana milik Djoko Tjandra saat menjabat i Kepala Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri.
Kini, jenderal bintang dua itu kembali berulah setelah diduga melakukan penganiayaan tehadap tersangka penodaan agama Muhammad Kece di rutan Bareskrim.
Baca Juga: Bareskrim: Irjen Napoleon Bonaparte Lumuri Wajah dan Tubuh Muhammad Kece dengan Kotoran Manusia
Dia mengklaim melakukan itu dengan alasan membela agama yang diduga dinodai oleh Muhammad Kece. Namun, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily tak setuju dengan tindakan dari Napoleon tersebut.
"Seharusnya tidak boleh siapa pun melakukan tindakan melakukan kekerasan atas nama penegak hukum, apalagi di luar kewenangan," kata Ace kepada Kompas TV, Senin (20/9/2021).
Politikus Partai Golkar itu mengimbau agar Napoleon sebaiknya tak gegabah hingga melakukan penganiayaan.
"Lebih baik serahkan saja kepada penegak hukum untuk mengambil langkah-langkah sesuai dengan kewenangannya," ujarnya.
Motif Irjen Napoleon Bonaparte
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, motif Irjen Napoleon Bonaparte menganiaya Muhammad Kece yaitu untuk membela agama dan negara.
"Sudah muncul surat terbuka dari pelaku. Itulah motifnya, atas nama bela agama dan bela negara," kata Brigjen Andi melalui pesan singkat kepada Kompas TV, Senin (20/9/2021).
Dia juga membenarkan, dalam kasus penganiayaan tersebut, Napoleon Bonaparte melumuri Muhammad Kece dengan kotoran manusia.
"Melumuri wajah dan tubuh korban dengan kotoran manusia, kemudian menganiaya korban," katanya.
Baca Juga: Polri Sebut Motif Irjen Napoleon Lumuri M Kece Kotoran Manusia Atas Nama Bela Agama dan Negara
Adapun perkara ini, telah ditindaklanjuti oleh Bareskrim Polri, dan sudah masuk tahap penyidikan.
Andi menyebut bahwa sejauh ini total sudah ada enam saksi yang diperiksa.
"Sudah ada enam saksi yang sudah diperiksa, termasuk korban," kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.