JAKARTA, KOMPAS.TV - Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah mengatakan TNI AL kekurangan alutsista untuk mengamankan kawasan Laut Natuna Utara di tengah pembicaraan ramai soal nelayan takut dengan kapal perang China.
Laksda TNI Arsyad Abdullah membeberkan, TNI AL saat ini mengerahkan 5 kapal perang Republik Indonesia (KRI).
“Kondisi saat ini, kekuatan yang dikerahkan Mabes TNI pada Angkatan Laut ada 5 KRI dan 1 pesut untuk melaksanakan pengamanan di Laut Natuna Utara,” ujar Arsyad kepada Kompas TV pada Sabtu (18/9/2021) malam.
Biasanya 3 kapal perang akan melakukan patroli di Laut Natuna Utara, sedangkan 2 KRI lain akan mengisi bekal secara bergantian.
Baca Juga: Bukan Cuma China di Laut Natuna Utara, Pengamat Sebut AS dan Sekutu akan Kerahkan Kapal-Kapal Perang
“Namun, ini merupakan standar yang sangat minim. Di laut ada 3 KRI dan 2 yang melakukan bekal ulang. Ini sangat minim untuk mengamankan Laut Natuna Utara,” beber Arsyad.
Menurutnya, bila mempertimbangkan kemampuan radar kapal perang, TNI AL membutuhkan setidaknya 8 KRI untuk menjaga Laut Natuna Utara.
“Melihat cakupan yang dimiliki oleh radar, itu setidaknya satu kali melaut harus 8 KRI. Jadi sangat minim,” ucapnya.
Di tengah keterbatasan itu, TNI AL berusaha memperkuat pengamanan perairan Indonesia dengan sumber daya yang ada.
“Kondisi yang dihadapi sekarang dengan sangat minimnya kekuatan karena keterbatasan anggaran, kita berupaya memperpanjang pemantauan menggunakan pesawat patroli udara maritim,” kata Arsyad.
Lalu, TNI AL juga membagi wilayah perairan Indonesia dalam tiga sektor untuk kepentingan pengamanan.
“Kita berupaya membagi ada sektor timur, sektor tengah dan sektor barat dengan kekuatan terbatas,” jelas Arsyad.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.