JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia Police Watch (IPW) meminta Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi untuk mengusut tuntas meninggalnya Siswa Bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau, Rohidin Dihir asal Raja Ampat, Papua Barat, pada Kamis (16/9/2021) di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
"Penyelidikan patut dilakukan Kapolda, sebab pihak keluarga merasa ada kejanggalan dengan kematian Rohidin."
"Keluarga menduga adanya tindakan kekerasan, penganiayaan terhadap almarhum saat mengikuti pendidikan di SPN Polda Riau," kata Sekejn IPW, Data Wardhana dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/9/2021).
Dia mengatakan hal itu perlu dilakukan sehingga hak untuk tahu dari orang tua korban terpenuhi.
"Dengan adanya transparansi pada konsep Polri Presisi sekarang ini, sepatutnya penyebab kematian Rohidin dipublikasikan oleh Kapolda Riau," jelasnya.
Baca juga: Taruna PIP Semarang Tewas Dianiaya Senior, 5 Orang Jadi Tersangka
Untuk diketahui, Rohidin Dihir bersama 158 Calon Siswa Bintara asal pengiriman Polres Raja Ampat melanjutkan tes tahap dua di Polda Papua Barat. Kemudian, dia dinyatakan lolos seleksi, dan akhirnya dapat mengikuti pendidikan di SPN Polda Riau.
Sebelumnya, polisi mengatakan meninggalnya Rohidin dikarenakan sakit, namun pihak keluarga tidak percaya. Pasalnya, almarhum dari awal mengikuti seleksi masuk Bintara Polri mempunyai hasil yang membanggakan baik dari hasil seleksi akademik maupun kesehatan.
Bahkan, Rohidin mempunyai kemampuan fisik dan kesehatan yang baik saat mengikuti seleksi hingga masuk pendidikan Sekolah Bintara Polri di SPN Polda Riau.
"Pihak kepolisian menyatakan, siswa SPN Polda Riau dari Papua Barat atas nama Rohidin Dihir/ Ton II B Yon 1 meninggal dunia di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru karena Sakit dengan diagnosa suspect Leukimia + hepatospleenomegali (pembesaran hati dan limpa)," kata Data.
Baca juga: IPW Desak Menkopolhukam Tegur Kapolri Soal Kasus Sumbangan Rp 2 Triliun
Sebelum meninggal, pada 6 September 2021 pukul 20.00 WIB, Rohidin berobat ke Poliklinik SPN Polda Riau dengan keluhan nyeri perut dan dilakukan penanganan serta diobservasi di klinik.
Selanjutnya pada tanggal 7 September 2021 pukul 10.00 WIB, Rohidin di rujuk ke RS Bhayangkara ke poli spesialis bedah.
Karena kondisi yang terus memburuk, pada 9 September 2021, Rohidin dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru dan pada 16 September 2021 pukul 09.15 WIB meninggal dunia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.