Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini: BMKG Cerah Berawan Hingga Waspada Hujan Petir

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini dan prakiraan cuaca di wilayah Ibu Kota pada hari ini, Jumat (17/9/2021).

Diawali pagi ini di semua wilayah mulai Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara dan Selatan hingga Kepulauan Seribu terpantau cerah.

Melansir laman bmkg.go.id, siang hingga malam hari nanti, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara cerah berawan.

Hanya Kepulauan Seribu yang mengalami hujan ringan pada malam hari.

Sementara untuk Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, siang hingga sore nanti diprediksi akan mengalami cuaca esktrem berupa hujan yang disertai kilat/petir di sebagian wilayah.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: 25 Wilayah Alami Cuaca Ekstrem Hari Ini

Sedangkan malam harinya, dua wilayah tersebut terpantau cerah berawan.

Untuk kelembaban udara, BMKG mencatat berada mulai 65 hingga 95 persen.

Wilayah Kepulauan Seribu tercatat alami kelembaban tertinggi, yakni berkisar 70-95 persen.

Sementara Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara tercatat sama, yaitu 65-90 persen.

Hanya Jakarta Barat yang mengalami kelembaban di angka 65-95 persen.

Sedangkan suhu udara, BMKG juga mencatat pada rentang 24 derajat celcius hingga 33 derajat celcius.

Jakarta Barat tercatat 24 - 33 derajat celcius, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur 25 - 33 derajat celcius.

Lalu, Jakarta Pusat 24 - 32 derajat celcius, Jakarta Utara 25 - 32 derajat celcius, dan Kepulauan Seribu 27 - 30 derajat celcius.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG merilis peringatan dini cuaca ekstrem untuk hari ini, Jumat (17/9/2021).

Dilansir dari laman resmi, BMKG menginfokan ada 25 wilayah di Indonesia yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Salah satunya DKI Jakarta.

Baca Juga: BMKG: Ada Potensi Hujan Ekstrem di Wilayah DKI Jakarta

Hal itu disebabkan adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Barat Filipina hingga Laut Cina Selatan yang membentuk  daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin konvergensi.

"Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," bunyi pengumuman BMKG.