YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Tebing Breksi Sleman menjadi salah satu dari tiga tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dipilih untuk mengikuti uji coba buka di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Sayangnya, tidak semua wisatawan yang berkunjung ke Tebing Breksi Sleman diizinkan masuk untuk berwisata, Kamis (16/9/2021).
Pantauan di lapangan, mulai pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, wisatawan berdatangan ke Tebing Breksi mengendarai kendaraan bermotor roda empat dan roda dua. Petugas jaga di Tebing Breksi Sleman menerapkan prosedur pengawasan yang berlaku.
Wisatawan harus memindai atau scan QR code melalui aplikasi Pedulilindungi untuk mengecek statusnya. Hasil pindai merah dan hitam dilarang masuk ke tempat wisata.
Baca Juga: Pasca Truk Terguling di Kawasan Tebing Breksi, Wisata Mbulak Umpeng Tutup Sementara
Sekalipun aturan Pedulilindungi sudah disosialisasikan, ternyata masih banyak juga wisatawan yang belum mengunduh aplikasi itu. Akibatnya, antrean kendaraan bermotor pun mengular karena mereka harus menunggu unduhan aplikasi.
Wisatawan yang datang juga banyak yang balik kanan alias tidak jadi berwisata. Mereka adalah wisatawan yang membawa lansia dan anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Seperti yang diketahui, tempat wisata dan pusat perbelanjaan di Sleman hanya bisa dikunjungi oleh mereka yang sudah divaksin dan berusia 12 sampai 60 tahun.
Seperti satu keluarga dari Sukoharjo, Jawa Tengah yang datang berempat mengendarai mobil. Salah satu penumpangnya adalah lansia.
Si pengemudi mobil mengatakan seluruh anggota keluarganya sudah divaksin. Ia juga sudah menunjukkan kartu vaksin.
Petugas jaga pun menjelaskan lansia tidak diizinkan masuk dan mereka pun memutuskan untuk tidak jadi berwisata dan memilih untuk lain kali saja mengunjungi Tebing Breksi.
Menurut pengelola Tebing Breksi, Kholik, petugas berusaha membantu wisatawan yang belum mengunduh aplikasi Pedulilindungi.
Baca Juga: Korban Kecelakaan Truk Terguling di Tebing Breksi Ternyata Sedang Kerja Bakti Angkut Batu
“Selain pintu utama, kami juga berjaga di bagian belakang sehingga tidak menumpuk semua di pintu utama,” ujarnya.
Ia tidak menampik selain persyaratan usia, masalah teknis juga membuat wisatawan kesulitan masuk ke Tebing Breksi.
“Kelemahannya tatkala OS (Android) kurang dari 6 jadi tidak ada fasilitas scanner, selain itu ada juga pengunjung yang tidak punya Android,” ucap Kholik.
Meskipun demikian, pengelola Tebing Breksi sudah berupaya meminimalkan masalah teknis dengan fasilitas pemancar wifi serta menambah jaringan bandwidth wifi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.