JAKARTA, KOMPAS.TV - Restrukturisasi yang dilakukan Kementerian BUMN terhadap PT Pertamina (Persero) telah membuahkan hasil yang signifikan, di antaranya penemuan sumber migas baru. Hal ini disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
"Transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN hasilnya sudah terlihat. Kalau kita lihat kemarin, bagaimana Pertamina setelah kita lakukan konsolidasi, kita bisa lihat subholding-nya sudah menghasilkan dengan baik," katanya dalam launching Produk Bersama Warung Pangan yang dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis (16/9/2021).
Menurut Erick, transformasi yang dilakukan itu telah mendorong efisiensi BUMN untuk menjadi lebih baik dan efisien. Pascakonsolidasi Pertamina, perusahaan migas ini berhasil menemukan sumber migas baru hingga 204 juta barel. Demikian juga capaian kinerja dari sejumlah subholding.
"Misal selama ini kita kekurangan sumber penemuan gas dan minyak. Setelah dikonsolidasi, kita dapat temuan baru 204 juta barel," katanya.
Erick menyebutkan, hulu saat ini mendapat untung sekitar 1 miliar dolar AS. Angka itu jauh di atas target. Selain itu, kinerja Subholding Refinery and Petrochemical pun mencatatkan laba sebesar 322 juta dolar AS pada semester I-2021.
"Petrochemical yang tadinya menjadi beban, sekarang bisa untung 322 juta dolar AS," imbuhnya.
Baca Juga: Pertamina Cari Sumber Migas Baru di 23 Desa di Cirebon
Erick mengungkapkan, keberhasilan itu bisa dicapai melalui transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN. Ia juga mencontohkan efisiensi yang terjadi di PTPN Group yang awalnya ditentang tapi kini justru mencatatkan pendapatan hingga Rp23 triliun dengan pertumbuhan hingga 19 persen.
"Ini juga terjadi di banyak holding-holding yang kita lakukan. Kita tidak mengenal super holding, tapi kita holding klasterisasi yang menjadi supply chain (rantai pasok) harus terjadi," katanya.
Erick pun berharap agar transformasi yang sukses di Pertamina bisa terjadi sektor pangan. Dengan demikian, kemandirian pangan bisa terwujud.
"Transformasi yang ada di pangan harus jadi keharusan. Kita harus bisa menyeimbangkan berapa produksi dalam negeri, berapa impor."
"Sejak awal saya bersama Mendag mendorong agar ada ekuilibrum ekosistem baru. Saya yakin Pak Mendag background-nya bukan yang senang impor. Tetapi data harus disamakan," ujarnya.
Baca Juga: Pertamina Lakukan Perampingan, DPR: Penerimaan Negara Harus Bisa Naik
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.