JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato secara virtual pada Konferensi Antaragama G20 yang dipusatkan di Italia.
Dalam pidatonya, Yaqut mengungkapkan komitmen Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia.
Para pendiri bangsa Indonesia, kata Yaqut, telah mengembangkan dan menawarkan kepada dunia, empat prinsip universal yang dapat melestarikan dan memperkuat tatanan internasional.
"Pertama, memperlakukan orang lain secara adil dan setara — tanpa memandang suku atau agama, tanpa permusuhan atau kebencian, dan tanpa berusaha untuk meminggirkan atau menghilangkan orang lain," kata Menag dalam keterangan resminya yang diterima Kompas TV, Selasa (14/9/2021).
Kedua, lanjut Yaqut, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat rakyat setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi vis-a-vis bangsa lain.
Ketiga, menerima dan menghormati hukum suatu negara yang mengikat seluruh penduduknya, yang tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menyebut agama sebagai pembenaran untuk menghasut kekerasan dan/atau ikut serta dalam pemberontakan bersenjata terhadap otoritas negara bangsa yang sah.
“Keempat, melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang didirikan di atas keadilan, kebebasan, dan perdamaian abadi,” jelasnya.
Baca Juga: Kemenag Solo Luncurkan Program Biro Jodoh "Jadikan Aku Halalmu", Ini Syarat dan Cara Mendaftar
Dengan prinsip-prinsip ini, lanjut Menag, para pendiri Indonesia menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan peradaban Islam besar yang didirikan oleh para pendahulu.
Adapun hal tersebut, berakar pada prinsip-prinsip rahmah (cinta dan kasih sayang universal), keadilan, dan nilai-nilai luhur agama lainnya.
“Sebagai penduduk asli Hindia Belanda dan telah mengalami diskriminasi sistematis, penghinaan, dan ketidakadilan yang dilakukan kolonialisme Belanda, para pendiri kami berusaha untuk membangun sistem pemerintahan yang didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap hak dan martabat yang sama untuk setiap manusia,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Yaqut juga menuturkan bahwa visi dan prinsip-prinsip ini akan menjadi inti dari agenda saat Forum Antaragama G20 diselenggarakan tahun depan di Indonesia.
"Dan menjadi kontribusi kita dalam membentuk peradaban global di abad ke-21,” tegas Menag.
Tidak lupa Menag turut mengapresiasi tema Konferensi Antaragama G20 tahun ini.
“Kami tidak akan saling membunuh. Kami tidak akan saling membenci. Kita akan saling memaafkan. Tema ini relevan dengan visi masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Baca Juga: Buka Program 'Jadikan Aku Halalmu', Kantor Kemenag Solo Siap Bantu Masyarakat Temukan Jodoh
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.