LONDON, KOMPAS.TV – Partai politik Palestina, Fatah, mengecam penangkapan kembali empat tahanan yang lolos dari penjara Israel. Fatah menyatakan hal tersebut tidak akan melemahkan perjuangan rakyat dan tahanan Palestina melawan pendudukan Israel.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam tahanan Palestina lolos dari Penjara Gilboa dengan tingkat keamanan tinggi pada Senin (6/9/2021) lalu.
Keenam tahanan tersebut adalah Zakaria Zubeidi yang merupakan mantan komandan Brigade Martir Al Aqsa yang berada di bawah Fatah, Muhammed Qassem Ardah, Mahmoud Abdullah Ardah, Yaqoub Mahmoud Qadri, Ilham Kamamji, dan Munadil Infaat.
Menyusul kejadian tersebut, Israel menerjunkan pasukan ke wilayah pendudukan di Tepi Barat.
Keempat tahanan yang ditangkap kembali pada Jumat (10/9/2021) dan Sabtu (11/9/2021) lalu adalah Zubeidi, Qassem Ardah, Abdullah Ardah, dan Qadri.
“Serangan brutal dan penangkapan kembali Zubeidi dan rekan-rekannya oleh tentara dan pasukan keamanan pendudukan merupakan pelanggaran hukum internasional yang menyatakan tahanan harus dilindungi dan tidak disakiti,” kata Fatah melalui sebuah pernyataan, Sabtu (11/9/2021), seperti dikutip dari Middle East Eye.
Baca Juga: Empat Tahanan Palestina yang Kabur dari Penjara Israel Tertangkap Lagi
Sementara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan di bawah hukum internasional, para tahanan Palestina adalah tahanan perang dan menyeru kepada komunitas internasional untuk memastikan keselamatan para tahanan Palestina dan menghentikan kondisi tidak manusiawi di penjara-penjara Israel.
Adapun tim pengacara dari empat tahanan yang ditangkap kembali oleh Israel mengatakan mereka tidak diberi akses untuk menemui klien mereka. Selain itu, intelijen Israel juga tidak memberikan informasi tentang keempat warga Palestina itu.
“Tim hukum kami membuat upaya-upaya besar dan tanpa henti untuk menindaklanjuti nasib keempat tahanan yang ditangkap kembali oleh pasukan pendudukan, dan untuk mengetahui kondisi mereka, dan lokasi penahanan mereka,” kata Komisi Urusan Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan, Sabtu (11/9/2021).
Baca Juga: Mahasiswa Palestina Produksi Ventilator Lokal Berteknologi Tinggi
Menyusul lolosnya enam tahanan dari Gilboa, otoritas Israel menangkap sejumlah anggota keluarga dari keenam tahanan tersebut. Masyarakat Tahanan Palestina menyebut hal itu sebagai sebuah tekanan agar tahanan yang kabur menyerahkan diri.
Sejak lolosnya enam tahanan Palestina dari Penjara Gilboa, Dinas Penjara Israel (IPS) mengambil langkah-langkah yang dinilai sebagai sebuah "hukuman kolektif" oleh pihak Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
IPS mengurangi masa istirahat menjadi satu jam sehari, menutup kantin penjara, mengurangi jumlah tahanan yang bisa ke luar ke lapangan, dan melarang kunjungan keluarga.
Langkah-langkah tersebut memicu ketegangan di penjara-penjara Israel seperti Gilboa, Megiddo, Rumon, dan Ketziot.
Sebelumnya pada Jumat (10/9/2021), warga Palestina menggelar unjuk rasa di beberapa kota di wilayah pendudukan di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza sebagai bentuk solidaritas kepada para tahanan di penjara-penjara Israel.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.