JAKARTA, KOMPAS.TV - Rasulullah berjalan melewati jalan itu hampir tiap hari. Dan tiap hari pula, ada seseorang yang mengolok-olok beliau. Rumah orang itu berada tepat di tepi jalan, arah jalanan Mekkah yang saban hari ia lewati.
Orang itu tampak begitu membenci Rasul. Ia sengaja mengumpat, memaki dan meludah ketika Nabi lewat.
Sontak, para sahabat pun marah dan ingin menghajar orang itu. Tapi, Nabi hanya tersenyum dan melarang sahabat yang dilanda amarah itu. “Biarkan saja,” kata Nabi.
Hal itu terjadi terus-menerus tanpa henti. Hingga pada satu hari, ketika beliau lewat, ia tidak lagi mendengar suara orang tersebut. Apakah ia sakit? Nabi pun keheranan.
Baca Juga: Berkenalan dengan Mukhairiq, Orang Yahudi yang Pernah Membantu Nabi Muhammad
Di hari berikutnya, Rasulullah kembali berjalan dan suara orang itu masih tidak terdengar. Beliau merasa agak aneh, lalu meminta kepada para sahabat untuk menjenguk orang tersebut. Beliau khawatir orang tersebut sakit.
Para sahabat keheranan, “Lah, orang ini kan suka memakimu, wahai Nabi. Kenapa kami harus menjenguk dan berbuat baik terhadapnya?”
Nabi hanya tersenyum. Para sahabat pun pergi ke rumah orang itu dan menggerutu. Ternyata, orang itu memang sakit.
Singkat cerita, Rasululllah pun menjenguk orang yang tiap hari menghina itu.
Beliau masuk rumah orang itu dan langsung melihat sesosok tubuh terbaring tak berdaya. Dipegangnya tangan orang itu dengan tulus dan didoakan. Orang itu pun bangun dan terkejut.
Baca Juga: Kisah Rasululllah Bertetangga Baik dengan Orang Yahudi hingga Mereka Bahagia
Ternyata, sosok yang kerap ia hina dan ia maki selama ini sudah berada di depannya. Duduk dan memegang tangannya dengan penuh kasih sayang, tampak tiada dendam sedikit pun.
Ia menangis, lalu berusaha untuk sujud di kaki Rasul, tapi ditahan.
Orang itu lalu berkata: “Ya Muhammad, aku telah menghinamu, membencimu dengan segenap hatiku. Tapi kau berlaku begini kepadaku. Sedangkan orang-orang terdekatku saja tak ada satu pun yang menjengukku. Tapi Engkau…”
Ia pun sesenggukan. Rasululah merangkul orang itu dan mendoakannya kembali.
“Sungguh mulia hatimu. Hari ini aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Engkau (Muhammad) adalah utusan-Nya,” tuturnya seraya memegang tangan Rasul begitu erat, begitu dekat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.