WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) mengirimkan kapal perusak ke Laut China Selatan dan berlayar di dekat Kepulauan Spratly.
Hal itu diumumkan oleh Armada ke-7 Angkatan Laut (AL) AS, Rabu (8/9/2021).
Pengiriman kapal perusak itu dianggap sebagai reaksi AS, setelah China mensahkan Undang-Undang (UU) Maritim baru beberapa hari sebelumnya.
USS Benfold, Kapal kelas penghancur-Arleigh Burke, berlayar 12 mil dari Karang Mischief, bagian dai Kepuluan Spratly, tempat China membangun fasilitas militer.
Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Jadi Atlet Kriket
“Di bawah Hukum Internasional sebagaimana tercermin dalam Konvensi Hukum Laut, fitur-fitur seperti Karang Mischief yang tenggelam saat air pasang di negara yang tak terbentuk secara alami tidak berhak atas laut teritorial,” bunyi pernyataan Armada ke-7 dikutip dari CNN.
“Upaya reklamasi tanah, instalasi dan struktur yang dibangun di atas Karang Mischief tak mengubah karakterisasi ini di bawah hukum internasional,” ujarnya.
Beberapa hari sebelumnya, China telah memberlakukan UU Maritim baru yang mengidentifikasi peraturan di perairan teritorialnya, termasuk kebanyakan dari Laut China Selatan.
Pada Rabu (1/9/2021), China mensahkan peraturan yang mengharuskan kapal untuk mengidentifikasi nama, tanda panggilan, posisi saat ini, pelabuhan selanjutnya untuk dihubungi, dan perkiraan kedatangan kepada otoritas mereka, saat akan memasuki wilayah perairan negara itu.
USS Benfold sendiri mendekati Kepulauan Spratly tanpa mengikuti peraturan terbaru itu.
Hal tersebut membuat China menuduh AS telah memasuki perairan mereka dengan ilegal, dan menegaskan telah mengusir kapal tersebut.
“Pada 8 September, Kapal Perusak Rudal Berpemandu USS Benfold telah memasuki perairan yang berdekatan dengan Karang Mischief secara illegal, tanpa persetujuan Pemerintah China,” ujar Juru Bicara Komando Selatan China, Kolonel Tian Junli.
“Angkatan Udara meneruskan pengintaian dan memberikan peringatan untuk menjauh,” katanya.
Baca Juga: 125 Orang Tewas Dibantai di Ethiopia, Pemberontak Tigray Membantah sebagai Pelakunya
Pada pernyataannya, Kolonel Tian Junli menegaskan AS secara serius telah melanggar kedaulatan dan keamanan China.
Ia pun menambahkan itu menjadi bukti kuat bahwa AS berusaha menunjukkan hagemoni dan miterisasi di Laut China Selatan.
Armada Ke-7 AS pun membantah pernyataan China tersebut, dan menyebutnya sebagai upaya yang salah dari China.
“Itu merupakan upaya terbaru dalam rangkaian panjang tindakan (China) yang salah dalam menggambarkan operasi maritime AS yang sah dan menegaskan klaim maitimnya yang berlebihan dan tak sah di Laut China Selatan,” bunyi pernyataan mereka.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.