JAKARTA, KOMPAS.TV - Nabi Muhammad semasa muda juga pernah jatuh cinta dan patah hati. Gadis yang disukai Nabi itu bernama Fakhitah dari suku Quraisy. Ia juga merupakan putri dari paman Nabi, Abu Thalib. Bagaimana kisah ini bermula?
Nabi Muhammad remaja tinggal bersama Abu Thalib. Beliau diajari berdagang, bersosialisasi dengan masyarakat dan bergaul dengan keluarga Abu Thalib.
Di keluarga Abu Thalib ini ada beberapa anak dan remaja dan sebaya dengan beliau seperti Thalib, anak tertua dan Aqil yang berusia empat belas tahun, serta Ja’far yang lebih muda.
Mereka bermain bersama-sama sejak kecil, makan di piring yang sama dan berbagi kegembiraan bersama.
Di sini pula beliau berjumpa dengan sosok putri anggun yang memikat hati Nabi Muhammad saat muda. Ia bernama Fakhitah ibn Abu Thalib, atau yang biasa dipanggil dengan Ummu Hani’.
Nabi Muhammad muda pun menemui pamannya itu. Beliau yakin, perasaannya ini suci dan berniat untuk menjumpai Abu Thalib untuk mengutarakan niat baiknya: menikahi Fakhitah. Toh umur Nabi Muhammad dan putri pamannya itu juga sudah mencukupi untuk menikah.
Beliau sudah memantapkan hati. Saat itu, Nabi sudah merasa cukup.
Beliau juga sudah punya pekerjaan dan juga cukup disegani akan kejujurannya. Kalau sekadar urusan nafkah sebagai prasyarat pernikahan, tentunya Nabi sudah begitu siap.
Benar kata pepatah, jodoh adalah urusan Tuhan. Dan kedatangan Nabi Muhammad muda pun terlambat.
Fakhitah ternyata telah dijodohkan dengan pria bernama Hubayroh, putra saudara ibu Abu Thalib yang berasal dari Bani Makhzum.
“Pamanku,” kata nabi Muhammad Muda, ”Mengapa kau tidak menikahkannya padaku?”
Abu Thalib hanya tersenyum, melihat mata Nabi Muhammad yang begitu jujur. Namun, apa daya, ia juga tidak bisa begitu saja membatalkan rencana perjodohan yang sudah terjadi.
Hati Nabi memang begitu luas. Ia ikhlas menerima fakta Ummu Hani' memang bukanlah jodohnya. Bahkan, Nabi pun mendoakan mereka berdua.
Sejarah pun mencatat, Nabi Muhammad dalam hidupnya akan menemukan cinta yang mengisi hatinya.
Sosok itu ada dalam perempuan tangguh dan kelak jadi ibu bagi seluruh muslim di dunia (ummul mukminin). Sebuah cinta sejati yang akan dikenang dan dinyanyikan dalam kidung-kidung cinta abadi dalam sejarah Islam.
Dan, cinta sejati itu bernama Khadijah.
*Diceritakan ulang dari buku Martin Lings, Muhammad: His Life Based on The earliest Sources diterjemahan oleh Qomaruddin SF Muhammad (2013) dan Muhammad ibn Saad dalam Kitab al-Tabaqat al-Kabir, vol. 8. Translated by Bewley, A. (1995), The Women of Madina.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.