TOKYO, KOMPAS.TV- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengunjungi Jepang untuk membahas sejumlah proyek infrastruktur pada Minggu (05/09/2021). Yaitu pembangunan MRT Fase 2, KA Makassar-Parepare, Pelabuhan Patimban, dan Proving Ground BPLJSKB Bekasi.
Dari keempat proyek itu, MRT dan Pelabuhan Patimban sudah berjalan. Sedangkan dua sisanya masih berproses. Pada proyek MRT Fase 2, masih ada permasalahan pada harga penawaran yang terlalu tinggi dari kontraktor Jepang.
"Kami meminta pihak Jepang untuk melakukan penyesuaian harga dengan nilai yang adil dan wajar agar pembangunan fisik segera dapat dilanjutkan," kata Menhub dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (06/09/2021).
Indonesia akan mendorong Jepang untuk ikut mempercepat pembentukan konsorsium Jepang-Indonesia, dalam pengoperasian Car Terminal dan Container Terminal di Patimban. Yaitu antara PT Pelabuhan Patimban Internasional dan Toyota Tsusho Corporation.
Baca Juga: Ini Strategi KCIC Tekan Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Selain itu, Menhub akan secara khusus mengupayakan kenaikan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) Indonesia pada proyek Patimban.
Indonesia juga menyambut baik ketertarikan Jepang berpartisipasi dalam proyek KPBU pembangunan Proving Ground di Bekasi. Saat ini proyek tersebut tengah dalam proses pelelangan, salah satu peserta lelang adalah perusahan Jepang.
“Saya berharap kedatangan saya ke Jepang dapat membawa hasil baik, bermanfaat dan khususnya dapat mengatasi beberapa kendala yang terjadi, mendorong proses sekaligus percepatan pembangunan proyek infrastruktur transportasi Indonesia," ujar Budi.
Untuk Patimban dan Proving Ground Bekasi, Menhub tengah mencari sumber pembiayaan yang murah. Yaitu yang mampu memberikan bunga pinjaman yang rendah, baik melalui investor maupun dari lembaga keuangan Jepang.
Baca Juga: Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Rp27 Triliun, Ini Penyebabnya
Selanjutnya untuk proyek Kereta Api Makassar-Parepare, saat ini tengah dalam proses menuju Financial Close. Proyek ini terbagi menjadi lima segmen, dan satu segmennya diproyeksikan bisa beroperasi akhir 2021 atau awal 2022. Budi Karya akan mencari kemungkinan hibah lokomotif dan gerbong kereta dari Jepang.
"Kami meyakini kelanjutan kerja sama kedua negara sangat penting dan bermanfaat untuk memperkuat hubungan kerja sama dan meningkatkan hubungan ekonomi yang selama ini sudah berjalan dengan baik, khususnya dalam ikut membantu upaya pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi ini,” tuturnya.
Kunjungan kerja Budi Karya di Jepang akan berlangsung hingga 8 September 2021. Selama disana, ia dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang; Penasehat Khusus Perdana Menteri Jepang; Menteri Negara Urusan Luar Negeri Jepang; Mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda; Chief Executive Officer (CEO) Japan Bank for International Cooperation (JBIC); dan yang lainnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.