WASHINGTON, KOMPAS.TV – Amerika Serikat melonggarkan pembatasan terkait akses keuangan untuk Afganistan yang saat ini dikendalikan Taliban. Pembukaan itu memungkinkan layanan pengiriman lintas negara kembali beroperasi di Afghanistan.
Departemen Keuangan AS pada Kamis siang (2/9/2021) waktu Washington, mengatakan telah berkomunikasi dengan lembaga keuangan terkait pembukaan kembali akses sistem keuangan. Kini, lembaga keuangan dapat kembali melayani pengiriman uang untuk kebutuhan pribadi dan kemanusiaan di Afghanistan.
Adapun izin pengiriman uang untuk keperluan kemanusiaan diterbitkan pekan lalu. Kantor Kendali Asing di Depkeu AS telah menerbitkan panduan untuk layanan yang diizinkan dan dilarang menggunakan sistem keuangan AS.
Panduan diterbitkan setelah Depkeu AS membekukan aset-aset Afghanistan di AS. Panduan juga dikeluarkan selepas Washington menegaskan larangan akses sistem keuangan AS oleh Taliban dan pihak yang terhubung dengannya.
Baca Juga: Pakistan Desak Upaya Internasional untuk Bantu Afghanistan
Adanya izin Depkeu AS penting bagi transaksi lintas negara, sebab hingga 60 persen transaksi keuangan global menggunakan dollar AS. Dengan demikian, pemrosesan transaksi harus melewati sistem kliring AS.
Selain dollar AS, mata uang yang banyak dipakai dalam transaksi keuangan global adalah euro, yakni hingga 30 persen dari keseluruhan transaksi.
Depkeu AS mengungkap izin itu setelah anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Shah Mehrabi, mengusulkan akses terbatas terhadap aset Afghanistan yang dibekukan AS. Pelonggaran itu untuk meringankan beban ekonomi Afghanistan.
Izin Depkeu AS tersebut menjadi salah satu tanda Washington kembali membuka hubungan dengan Afghanistan. Sejumlah pihak menyebut, hubungan dengan Taliban harus dilakukan meski tidak disukai sebagian orang.
”Ini bukan soal menjilat ludah. Ada fakta baru di Afghanistan dan mau tidak mau kita harus berhubungan dengan itu,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Baca Juga: Qatar dan Turki Turun Tangan Untuk Operasikan Kembali Bandara Kabul Afghanistan
Sumber : Kompas TV/AP/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.