Kompas TV nasional peristiwa

Kritik Gaya Jokowi Bagi Bingkisan Makin Kencang, Banyak Mudarat hingga Soal Keadaban

Kompas.tv - 2 September 2021, 08:50 WIB
kritik-gaya-jokowi-bagi-bingkisan-makin-kencang-banyak-mudarat-hingga-soal-keadaban
Tangkapan layar video kerumunan warga sambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Maumere, NTT, yang beredar di media sosial. (Sumber: Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Penulis : Iman Firdaus
 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Cara Presiden Jokowi membagikan bingkisan berupa sembako kepada masyarakat terus menuai kritik. 

Setelah para politisi, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK)Jimly Asshiddiqie pun meminta agar orang-orang yang berada di dekat Jokowi memberi peringatan atas aksi tersebut. Jangan sampai berbagi bingkisan langsung lempar diulang kembali.
  
Melalui cuitannya, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu pun menyebutkan, "Seharusnya orang-orang dekat memberi masukan agar praktik begini dihentikan. Mudaratnya jauh lebih besar daripada manfaatnya,” ujar Jimly yang juga   anggota DPD RI ini, Rabu (1/9/2021) sambil menyertakan video proses pembagian bingkisan di Kota Cirebon hingga warga turun ke kali.

Bagi Politikus Partai Gerindra Fadli Zon, cara Jokowi membagikan bingkisan dinilainya tak pantas. Melalui cuitan twitternya, di menuliskan kritikannya, "Tak tahu harus bicara apalagi. Apa tak ada cara lain yg lebih beradab memberi bingkisan pada rakyat?" katanya, Selasa (31/8/2021). Partai Gerindra adalah sahabat Jokowi di pemerintahan.

Kritik juga datang dari Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyayangkan adanya peristiwa kerumunan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan bingkisan di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021). 

Baca Juga: Warga Cirebon Berebut Sembako Dari Presiden

Ia menyebut, kegiatan itu amat berisiko karena dapat menjadi tempat penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, semestinya agenda tersebut tak harus dilakukan oleh seorang Kepala Negara, karena itu bisa dilakukan oleh jajaran kementerian terkait. 


"Saya menilai bahwa presiden tidak semestinya ikut membagikan bingkisan dan bansos secara langsung. Pemberian bingkisan dan bansos itu bisa dilakukan oleh kementerian terkait. Ada risiko penularan Covid-19 jika masyarakat membludak dan berdesakan," kata Saleh kepada KOMPAS TV, Rabu (1/9/2021). 

Ia menilai keramaian seperti itu dikhawatirkan melanggar aturan protokol kesehatan (prokes). Padahal, prokes itu jelas harus menghindari adanya kerumunan.

"Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, kerumunan dan keramaian sudah pernah terjadi saat presiden bagi bingkisan," ujarnya. 

Seperti diketahui, PAN baru saja bergabung dengan koalisi pemerintah Jokowi.

Sementara politikus Partai Demokrat Benny K Harman menyayangkan sikap dari seorang Kepala Negara yang harusnya memberikan contoh yang baik dalam berkomunikasi dengan rakyatnya. 

Baca Juga: Pembagian Bingkisan Jokowi di Cirebon Timbulkan Kerumunan, PKB: Amat Disayangkan


Menurut dia, sebaiknya pola komunikasi dari Presiden ke masyarakat diubah dahulu ketika negara masih dalam kondisi krisis akibat adanya wabah virus corona. 

"Saya usulkan kepada presiden untuk hindari dulu pola komunikasi dengan rakyat seperti itu, lebih untuk mencegah penularan Covid-19," kata Benny, Rabu (1/9/2021).

Ia menilai dengan adanya peristiwa bagi-bagi sembako yang menimbulkan kerumunan,  Presiden Jokowi sudah memberikan sinyal kalau masyarakat Indonesia sudah harus hidup berdampingan dengan Covid-19. 

Sebelumnya ramai diberitakan, saat kunjungan ke Kota Cirebon, Jawa Barat, Presiden Jokowi membagi-bagikan bingkisan yang menyebabkan kerumunan. Bahkan ada beberapa ibu-ibu hamil yang terhimpit.

Sebagian warga ada yang rela menceburkan diri ke kali yang keruh untuk mengambil bingkisan yang jatuh. Pemandangan bagi-bagi bingkisan kepada warga bukan sekali dilakukan Presiden Jokowi. Namun di masa pandemi, praktik semacam ini disesalkan banyak kalangan karena menimbulkan kerumunan.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x