DOHA, KOMPAS.TV – Uni Eropa menawarkan dana bantuan senilai jutaan euro bagi negara-negara tetangga Afghanistan untuk menampung sementara puluhan ribu pengungsi Afghanistan sembari menunggu penempatan di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Namun, Pakistan dan sejumlah negara tetangga Afghanistan memperingatkan, mereka tak akan menerima lebih banyak pengungsi Afghanistan secara permanen.
Melansir The Guardian pada Selasa (31/8/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Heiko Maas menyatakan, Uni Eropa menyediakan dana bantuan sebesar 100 juta euro (setara Rp1,6 triliun) bagi negara-negara tetangga yang membantu mengatur manajemen perbatasan dan memerangi ekstremisme. Sebagai tambahan, Jerman juga menjanjikan dana bantuan sebesar 500 juta euro (setara Rp8,4 triliun) dalam upaya itu.
Maas mengunjungi Turki, Uzbekistan, Tajikistan, Pakistan, dan Qatar dalam upaya mencapai kerja sama dan pengertian dari negara-negara dimaksud dalam menangani para pengungsi. Maas juga mendiskusikan pembukaan kembali bandara internasional Kabul dengan bantuan Qatar dan Turki.
Baca Juga: Qatar Peringatkan Dunia, Mengisolasi Taliban Bisa Makin Guncang Afghanistan
Menlu Qatar menyatakan masih berupaya membujuk Taliban agar tidak mengizinkan penerbangan sewa ke luar negeri beroperasi kecuali ada peran warga asing dalam mengelola bandara Kabul. Tentu, dengan dukungan pasukan keamanan.
Sejak lama, Qatar memainkan peran penting dalam mediasi dengan Taliban. Qatar juga berperan sebagai tempat perhentian pertama lebih dari 100.000 orang pengungsi dalam penerbangan evakuasi Agustus lalu.
Pembicaraan menyangkut pembukaan kembali bandara Kabul masih menemui jalan buntu. Turki, melalui kantornya di Qatar, berusaha menancapkan pengaruhnya di Afghanistan, namun dicurigai Taliban.
Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan, Turki adalah satu-satunya negara yang dapat diandalkan untuk menstabilkan Afghanistan, pernyataan yang tentu tak akan disukai Pakistan maupun Iran.
Baca Juga: Pakistan Serbu Persembunyian ISIS di Quetta, 11 Terduga Teroris Tewas dalam Baku Tembak
Iran memperkirakan, sekitar 7.000 pengungsi Afghanistan dalam sehari telah menyeberang wilayah perbatasannya secara ilegal. Perbatasan Iran – Afghanistan membentang sepanjang 980 kilometer dan tak terjaga dengan baik. Iran juga hanya menerima sedikit bantuan internasional.
Duta Besar Pakistan untuk Jerman Mohammad Faisal, sebelumnya menyatakan bahwa negaranya telah menampung cukup banyak pengungsi Afghanistan, sekitar 3–4 juta orang.
“Sekarang giliran negara-negara lebih kaya dan besar yang terlibat dalam okupasi 20 tahun di Afghanistan yang menampung para pengungsi,” ujarnya pada harian Berlin Der Tagesspiegel.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan, “Ini momen penting dalam sejarah Afghanistan. Komunitas internasional harus tetap terlibat. Bantuan kemanusiaan harus mengalir. Jangan biarkan ekonomi Afghanistan tumbang. Tak ada yang menginginkan kevakuman dan instabilitas Afghanistan. Eksodus pengungsi tidak bisa dihentikan dalam satu wilayah saja.”
Baca Juga: Alasan Kemanusiaan, Pakistan Tetap Buka Perbatasan dengan Afghanistan
Sementara itu, Uzbekistan tak membuka pintu perbatasannya bagi para pengungsi Afghanistan dengan alasan Covid-19.
“Untuk alasan keamanan, perbatasan Uzbek – Afghanistan kini benar-benar ditutup dan tak ada penyeberangan melalui pos pemeriksaan Termez. Dalam waktu dekat, kami juga tidak punya rencana untuk membuka pos perbatasan Termez,” kata kementerian luar negeri Uzbekistan.
Jerman sendiri berjanji akan menampung lebih dari 40.000 pengungsi yang meninggalkan Afghanistan.
Menurut Maas, minggu-minggu ke depan akan mengungkap apakah pemerintahan Taliban siap memberikan jalan bagi warga Afghanistan yang berniat meninggalkan negara itu ‘sesuai janjinya’.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.