KABUL, KOMPAS.TV – ISKP, afiliasi milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Afghanistan, dituding menjadi tersangka utama ledakan bom bunuh diri yang terjadi di luar Bandara Kabul, Kamis (26/8/2021).
Hal itu sempat diungkap penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jake Sullivan, seperti dilansir The Guardian, Kamis.
Pada Minggu (22/8/2021), Sullivan menyebut adanya ancaman “akut dan terus-menerus” terhadap evakuasi yang tengah berlangsung di ibu kota Afghanistan dari ISKP. Pekan ini, ancaman itu pula digemakan oleh para pejabat Inggris dan negara-negara Barat lainnya.
Banyak pihak mengkhawatirkan peningkatan serangan oleh ISKP, Kelompok Negara Islam Provinsi Khorasan.
Mengutip Wikipedia, Khorasan atau Khorasan Raya adalah istilah modern untuk menyebut wilayah timur Persia kuno sejak abad ke-3. Khorasan Raya meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari Iran, Afghanistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
“ISKP bangkit setelah masa sulit pada 2019 dan paruh pertama 2020. Tetapi mereka tiba-tiba terdiam sejak pengambilalihan Taliban. Kemungkinan alasannya, mereka tengah bersiap untuk melakukan aksi baru,” tutur Charlie Winter, peneliti senior di Pusat Studi Radikalisasi Universitas London.
Bandara Kabul Adalah Target Sempurna
Lebih lanjut Winter menguraikan, kerumunan orang, pesawat dan infrastruktur di bandara Kabul merupakan tempat yang strategis untuk jenis serangan dengan korban massal yang kerap dilakukan oleh ISIS.
Bandara Kabul juga merupakan “pertemuan sempurna dari berbagai target” kelompok di Afghanistan: militer AS, warga Afghanistan yang membantu upaya Barat yang dipandang sebagai kolaborator, serta Taliban yang dianggap “murtad” oleh ISKP.
ISKP menganggap serangan di Bandara Kabul sebagai “kemenangan besar”.
Baca Juga: Ledakan karena Dua Bom Bunuh Diri Terjadi di Luar Bandara Kabul, 13 Orang Tewas
“Mereka mencapai beberapa tujuan: menyasar target yang sah (dari sudut pandang mereka), mengirim sinyal bahwa mereka masih menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan, dan menantang proyek negara Taliban dengan menegaskan bahwa kelompok itu tidak dapat mengamankan Kabul,” papar Tore Hamming, seorang ahli Jihadisme Suni Denmark yang mempelajari ISIS.
ISKP didirikan kurang dari enam tahun lalu setelah dua perwakilan ISIS berkunjung ke provinsi Baluchistan di barat-daya Pakistan untuk bertemu dengan sekelompok kecil komandan Taliban yang tidak puas dan ekstremis lain yang berperang di wilayah itu, namun mereka terpinggirkan dalam gerakan jihad di sana.
Organisasi induk utama ISIS kemudian mendekati puncak kejayaan mereka dengan merebut petak-petak wilayah Suriah dan Irak melalui serangkaian serangan kilat.
ISIS telah mulai merencanakan ekspansi globalnya bahkan sebelum meraih sejumlah kemenangan yang membuatnya menjadi sorotan dunia internasional. ISIS pun mulai membangun afiliasi di seluruh dunia Islam.
Baca Juga: Ledakan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul, Kedubes AS di Afghanistan Segera Keluarkan Peringatan Ini
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.