JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bijak dalam penggunaan media sosial (Medsos) dalam rangka membendung gerakan radikalisme di Indonesia. Sebab, tak dapat dipungkiri kini medsos menjadi penyebaran paham intoleransi.
"Kita harus memanfaatkan media sosial dengan sadar bahwa Indonesia adalah negara yang subur terhadap pertarungan ideologi dari ideologi-ideologi yang ada di seluruh dunia. Dalam konteks ini kita harus mampu membendung paham intoleransi, paham pro perpecahan," kata pria yang karib disapa Cak Imin itu dalam keterangan tertulis, Minggu (22/8/2021).
Menurut dia, di tengah wabah virus corona yang masih belum diketahui kapan akan berakhir, masyarakat harus mewaspadai gerakan penguatan politik identitas agama yang berseliweran di medsos.
Baca Juga: Meluasnya Penggunaan Medsos Mesti Jadi Tonggak Peningkatan Minat Wisata Virtual
"Di sisi yang lain agama kemudian subur, kemudian dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang melihat agama sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik, tujuan ideologis, tujuan semangat negatif, salah satunya melalui jaringan media sosial," ujarnya.
Ia meminta masyarakat tak mudah dipengaruhi oleh para pemeluk paham intoleransi di tengah situasi penyebaran radikalisme semakin masif di dunia maya.
"Dalam posisi seperti ini kita harus memiliki kemampuan semangat. Nah, suburnya radikalisme, fundamentalisme, agama dijadikan jalan untuk kemanfaatan ekonomi, politik dan lainnya ini yang harus diantisipasi," katanya.
Ia menilai, paham radikalisme ini subur tak hanya di wilayah Indonesia saja, melainkan juga ada di beberapa negara.
Sebab, dalam situasi krisis seperti sekarang ini banyak orang yang putus asa, sehingga mencari jalan pintas dengan cara radikal.
Baca Juga: Moeldoko Soal Taliban: Sikap Indonesia Terhadap Radikalisme Sangat Jelas
"Radikalisasi ini (muncul) ada beberapa sebab. Salah satunya keterasingan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat, kaget terhadap ancaman dan kemudian lari pada solusi cepat yang berbentuk radikal," kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.