JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan bahwa proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan tidak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat.
Retno mengatakan, semula evakuasi direncanakan menggunakan pesawat sipil. Namun di tengah jalan, terjadi perubahan. Kondisi dan situasi lapangan yang berubah membuat evakuasi diputuskan menggunakan pesawat militer.
Retno menekankan, selama persiapan evakuasi, koordinasi erat terus dilakukan dengan berbagai lembaga kementerian terkait. Semua langkah persiapan itu, kata Retno, dilaporkan ke Presiden Joko Widodo.
"Semua langkah persiapan terus dilaporkan kepada Bapak Presiden Joko Widodo. Laporan langsung terakhir, saya sampaikan kepada presiden pada 18 agustus pagi hari," kata Menlu dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021).
Lebih lanjut, Retno mengungkapkan, Pesawat Boeing 737-400 milik TNI Angkatan Udara RI berangkat dari bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Rabu (18/8/2021) pagi hari, sekitar pukul 06.00 WIB.
"Adapun rute yang ditempuh pesawat adalah Jakarta, Aceh, Kolombo, Karachi, Islamabad, dan Kabul," papar Menlu.
Retno menyatakan, pada awal keberangkatan, pesawat dirancang untuk bermalam di Islamabad. Pertimbangannya, penerbangan Islamabad - Kabul hanya memerlukan waktu 1 jam atau kurang dari 1 jam.
Tak hanya itu, pesawat juga dapat bergerak cepat jika kesempatan landing atau mendarat diberikan sewaktu-waktu. Retno juga menekankan dalam proses ini banyak hal yang harus diakukan secara paralel.
Baca Juga: Menlu: Indonesia Berharap Perdamaian dan Stabilitas Dapat Tercipta di Afghanistan
"Oleh karena itu begitu pesawat take-off dari Halim Perdana Kusuma, kami yang ada di darat melanjutkan mengurus semua perizinan yang masih tersisa, termasuk izin lintas udara dan landing di Kabul," ujar Retno seraya mengimbuhkan, "Alhamdulillah, semua izin dapat diperoleh dan pesawat mendarat di Islamabad pada Rabu (18/8/2021) pukul 20.27 waktu setempat."
Retno menyebut, saat pesawat misi evakuasi dalam perjalanan menuju Afghanistan, pihaknya terus berkoordinasi untuk mengurus izin pendaratan pesawat di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
Semula, pesawat TNI AU beroleh slot pendaratan pada Kamis (19/8/2021) sekitar pukul 4.10 pagi waktu setempat. Namun, perkembangan lapangan yang tak kondusif membuat izin pendaratan itu ditarik dan ditunda hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.