JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Intelijen Negara (BIN) tengah melakukan deteksi dini terhadap kelompok-kelompok teroris di Indonesia yang memiliki kedekatan ideologi dan jaringan dengan Taliban.
Menurut Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto deteksi tersebut dilakukan sebagai upaya antisipatif usai kelompok Taliban menguasai Afghanistan.
"Pasca kemenangan Taliban menguasai Afghanistan, BIN bersama jajaran intelijen melakukan langkah antisipatif dengan memperkuat deteksi dini dan cegah dini terutama kepada kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban," kata Wawan dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (20/8/2021).
Wawan menyebut selama ini pergerakan kelompok teroris di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan di tingkat global dan regional.
Salah satunya, ketika ISIS mendeklarasikan cita-cita mewujudkan Negara Islam, beberapa WNI bahkan tertarik untuk menjadi bagian.
Baca Juga: Peringatan PBB: Taliban Geledah Rumah ke Rumah, Memburu Orang yang Bekerja untuk AS dan NATO
"Pada saat ISIS mendeklarasikan cita-citanya untuk mewujudkan Negara Islam di Irak pada 2014, ada beberapa WNI yang tertarik untuk menjadi bagian dari Negara Islam di Irak dan Suriah," tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya hingga kini terus melakukan deteksi dini demi kepentingan antisipatif.
Pasalnya, kata Wawan, BIN juga hingga kini masih terus melakukan monitoring terhadap situasi keamanan di Afghanistan.
Dalam hal ini, meskipun Taliban sudah berjanji lewat konferensi pers pertamanya bahwa tidak akan mengusik misi diplomatik asing di Afghanistan.
"Pemerintah Indonesia terus memonitor situasi keamanan di Afghanistan. Keselamatan WNI dan staf KBRI di Afghanistan, menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia. Sejauh ini kondisi WNI dan staf KBRI di Afghanistan dalam kondisi aman dan selamat," pungkasnya.
Diberitakan Kompas TV, sebelumnya, merespons janji Taliban, akademisi Indonesia yang mengajar di Fakultas Hukum Universitas Monash, Australia, Profesor Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menyatakan tidak ada yang bisa memutuskan bahwa kelompok Taliban sudah berubah.
Baca Juga: Gus Nadir: Tidak Ada yang Bisa Menjamin Taliban Sudah Berubah, Mereka Itu Fighter
Gus Nadir menjelaskan hal tersebut berdasar pada tidak adanya literatur atau kitab yang telah mereka tulis untuk dibaca, sehingga bisa dijadikan rujukan untuk memutuskan bahwa mereka benar sudah berubah.
"Kita tidak bisa melihat bahwa Taliban itu sama dengan yang dulu karena memang tidak ada literatur yang mereka tulis," kata Gus Nadir dalam program "Rosi", dikutip Jumat (20/8/2021).
Lebih lanjut, tokoh Nahdlatul Ulama ini juga menyebut bahwa Taliban adalah fighter atau pejuang, sehingga mereka tidak punya kitab tafsir atau karya yang bisa dibaca.
"Mereka itu fighter, mereka tidak punya kitab tafsir tidak punya karya-karya tulis yang bisa kita baca untuk menjustifikasi bahwa mereka sudah berubah," lanjutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.