OUAGADOGOU, KOMPAS.TV - Presiden Burkina Faso mengumumkan tiga hari berkabung nasional sejak Kamis setelah kelompok bersenjata yang dituduh sebagai jihadis garis keras menewaskan 47 orang, termasuk 30 warga sipil, dalam serangan di utara negara itu seperti dilansir France24, Kamis (19/08/2021).
Serangan itu adalah pertumpahan darah terbaru di daerah yang selalu dilanda kekerasan kelompok penganut Islam ekstrem.
Serangan hari Rabu di dekat kota Gorgadji juga menewaskan 14 tentara dan tiga milisi sukarelawan, kata kementerian komunikasi Burkina Faso.
Para prajurit dan milisi saat serangan terjadi sedang "menjaga warga sipil yang berangkat ke Arbinda," kota lain di Burkina Faso bagian utara.
Dalam baku tembak berikutnya, pasukan keamanan membunuh 58 "teroris" dan sisanya melarikan diri, menurut pemerintah. Sembilan belas orang juga terluka.
"Operasi penyelamatan dan bantuan terus berlanjut," katanya.
Daerah itu berada di zona tiga perbatasan, di mana Burkina Faso berbatasan dengan Mali dan Niger. Wilayah itu menjadi fokus kekerasan jihadis yang melanda wilayah Sahel yang lebih luas di Afrika barat.
Itu adalah serangan besar ketiga terhadap tentara Burkinabe dalam dua minggu terakhir, termasuk satu kali pada 4 Agustus di dekat perbatasan Niger yang menewaskan 30 orang, termasuk 11 warga sipil.
Presiden Roch Marc Christian Kabore mengumumkan tiga hari berkabung nasional mulai Kamis untuk para korban serangan.
Baca Juga: PBB Mengutuk Serangan Kelompok Bersenjata Burkina Faso yang Tewaskan 160 Orang
Bendera akan dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung publik dan perayaan-perayaan dilarang selama periode berkabung, katanya.
Burkina Faso adalah sebuah negara miskin di wilayah Sahel sub-Sahara yang gersang, sejak 2015 memerangi serangan yang semakin sering dan mematikan oleh kelompok-kelompok bersenjata jihadis yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam dan Al-Qaeda.
Pada tanggal 4-5 Juni, kelompok bersenjata menewaskan sedikitnya 132 orang, termasuk anak-anak, di desa timur laut Solhan, tercatat sebagai serangan paling mematikan di Burkina Faso dalam sejarah pemberontakan.
Baca Juga: AL Inggris Laporkan Pembajakan Singkat Misterius Kapal Tanker Aspal oleh Kelompok Bersenjata Iran
Serangan dan penyergapan telah terkonsentrasi di utara dan timur dekat perbatasan dengan Mali dan Niger, yang keduanya juga menghadapi kekerasan mematikan oleh para jihadis.
Menurut perkiraan resmi, serangan-serangan ini bersama dengan kekerasan antar masyarakat telah menewaskan lebih dari 1.400 orang dan memaksa 1,3 juta orang mengungsi.
Bersama dengan Mali tengah, wilayah "tiga perbatasan" yang luas dan gersang yang membentang di Niger, Mali, dan Burkina Faso telah menjadi daerah yang paling parah dilanda kampanye Sahel oleh para jihadis.
Militan yang terkait dengan Al-Qaeda muncul di Mali utara tahun 2012, sehingga mendorong intervensi militer Prancis. Setelah tercerai-berai, para jihadis berkumpul kembali dan menyebar ke negara-negara tetangga.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.