ABU DHABI, KOMPAS.TV - Keberadaan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah dikonfirmasi oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Atas dasar kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA menyatakan, pihaknya menerima Ghani yang kabur dari Afghanistan sebab Taliban telah merebut Kabul.
"Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional mengonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya dengan alasan kemanusiaan," kata kementerian tersebut, melansir The Straits Times, Rabu (18/8/2021).
Sebelumnya, Ghani dilaporkan meninggalkan Afghanistan dan tidak diketahui lari ke mana sejak Taliban menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021).
Baca Juga: Begitu Cepat, Jenderal AS Tak Menduga Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban Hanya dalam 11 Hari
Hingga Rabu, sejumlah spekulasi terkait tempat pelarian Ghani pun masih bermunculan, seperti Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman.
Melalui unggahan di Facebook, Ghani mengaku terpaksa melarikan diri agar tidak terjadi pertumpahan darah karena Taliban telah berhasil meraih kemenangannya.
Taliban dengan cepat menduduki satu demi satu wilayah di Afghanistan, sejak pasukan Amerika Serikat (AS) ditarik mundur dari negara tesebut.
Puncaknya, dalam hitungan sebelas hari, kelompok milisi tersebut berhasil menduduki Kabul setelah mereka menduduki ibu kota provinsi pertama di Afghanistan.
Baca Juga: Taliban Temui Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai di Kabul
Sebagai informasi, UAE memang dikenal telah beberapa kali menampung para pemimpin negara yang melarika diri dari negara asalnya.
Pada 2017, Dubai diketahui menjamu mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra yang dijatuhi hukuman lima tahun penjara secara in absentia.
Selain itu, pada Agustus 2020, Raja Spanyol Juan Carlos juga sempat mengasingkan diri ke UEA ketika muncul pertanyaan mengenai asal usul kekayaannya.
Pemimpin oposisi Pakistan, Benazir Bhutto pun pernah berada di UEA selama delapan tahun, sebelum dibunuh di negara asalnya pada 2007.
Kendati kini menjadi tempat persinggahan Ghani, UEA tercatat sebagai salah satu dari tiga negara yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan sejak 1996, bersama Arab Saudi dan Pakistan.
Hingga akhirnya, AS menggulingkan pemerintahan Taliban pada 2001 dan Ghani terpilih menjadi Presiden Afghanistan pada 2014.
Sumber : The Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.