KABUL, KOMPAS.TV – Sejak pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO berhasil membebaskan area landas pacu di bandara internasional Kabul dari ribuan warga Afghanistan nan nekat yang hendak melarikan diri, proses evakuasi kembali berlanjut. Namun, proses evakuasi ribuan warga Afghanistan berstatus imigrasi khusus dan warga negara asing, juga Indonesia itu, bukannya tanpa halangan.
Selain tembakan sporadis yang masih terjadi di sejumlah titik bandara antara pasukan NATO dan Taliban, para warga Afghanistan, asing dan Indonesia pun harus menghadapi keruwetan proses evakuasi yang memakan waktu lama.
Sejak Kabul jatuh ke tangan Taliban pada Minggu (15/8/2021), Otoritas Penerbangan Sipil Afghanistan tak lagi berfungsi. Sejak itu, pasukan militer internasional NATO mengambil alih otoritas bandara, mendukung operasional terminal-terminal di bandara internasional Kabul.
Baca Juga: Bandara Kabul Kacau, Sedikitnya 7 Orang Tewas, AS Kirimkan 1.000 Pasukan Lagi
Pangkalan Udara NATO berpusat di terminal yang terletak di ujung dekat bukit, berseberangan jauh dengan terminal penerbangan sipil bandara. Hal ini diungkap seorang sumber warga negara Indonesia (WNI) yang tengah menanti proses evakuasi di bandara internasional Kabul itu pada Rabu (18/8/2021).
Fasilitas Pangkalan Udara NATO juga dilengkapi dengan frequency jammer atau pengacak sinyal ponsel, terutama di area gerbang masuk dan beberapa fasilitas di dalam pangkalan. Ini berarti, seluruh sinyal ponsel semua operator Afghanistan, termasuk AWCC, MTN, Roshan, Etiasalat akan mengalami hambatan penerimaan dan transmisi.
“Jika masih memungkinkan, top-up pulsa operator Afghan agar komunikasi bisa dilakukan. Saat sudah di dalam base, nggak ada yang jual pulsa isi ulang Afghan,” tutur sumber WNI yang menolak diidentifikasi dengan alasan keamanan.
“Paket data agar senantiasa valid dan kuota cukup agar memudahkan WhatsApp calls bisa dilakukan untuk koordinasi,” sarannya.
Baca Juga: Penerbangan Kembali Berlangsung di Bandara Kabul, Afghanistan, Setelah Kemarin Kusut dan Kacau
Proses Evakuasi Ruwet dan Memakan Waktu Lama
Proses evakuasi dimulai dengan perjalanan darat menuju bandara. Perjalanan menggunakan konvoi kendaraan ini dapat tertahan lama di beberapa titik pos pemeriksaan yang dijaga Taliban. Pun, pada pintu masuk bagian belakang pangkalan NATO yang dijaga oleh kontingen tentara asal Azerbaijan dan Turki.
Pada Selasa (17/8/2021), sumber WNI Kompas.tv menyebut, evakuasi para staf PBB, LSM internasional dan kedutaan dilakukan melalui pintu masuk di gerbang belakang bandara itu.
Setelahnya, ribuan orang yang menanti evakuasi itu masih harus menjalanai pemeriksaan identitas, tubuh dan bagasi. Mereka juga harus menanti kendaraan transfer dari Gerbang Terminal menuju Terminal Penerimaan Penumpang di Pangkalan NATO. Penantian ini dilakukan di lapangan terbuka di bawah terik sinar matahari bersuhu setidaknya 33 derajat Celsius selama sekitar 30 – 45 menit. Selain panas terik, kondisi lapangan pun berdebu dan berangin kuat, apalagi saat pesawat tengah melintas untuk bersiap lepas landas maupun mendarat.
Proses antrian di Terminal Penerimaan Penumpang pun akan berlangsung dalam waktu tak singkat. Ini mengingat penumpang akan saling bercampur, antara warga Afghanistan berstatus imigrasi khusus dengan sederet personel staf kedutaan dan kontraktor dari berbagai negara.
Setelahnya, menyusul proses check-in bagasi dan pemeriksaan sinar-x. Pergerakan rombongan peserta evakuasi menuju hanggar juga harus menanti kejelasan lokasi parkir pesawat yang akan menjemput.
Baca Juga: Evakuasi Masih Berlangsung, Ini Foto-Foto Eksklusif Suasana di Bandara Kabul Afghanistan
Ruwet dan lamanya proses evakuasi diperparah dengan buruknya kondisi fasilitas toilet bandara. Rombongan peserta evakuasi harus menggunakan fasilitas toilet yang selain terbatas, juga memprihatinkan kondisi kebersihannya.
Para peserta evakuasi juga dihadapkan pada masalah konsumsi. Jika tertahan lama, masalah konsumsi ini tentu harus disiasati agar kondisi rombongan peserta evakuasi tetap terjaga.
Perhatian ekstra juga harus diberikan pada para peserta evakuasi yang memiliki kondisi medis tertentu dan khusus. Apalagi bagi mereka yang masih berada dalam kondisi pemulihan pasca sembuh dari Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.