WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat menurunkan bendera di kedutaan besarnya di Kabul, Afghanistan dan telah memindahkan hampir semua staf ke bandara, tempat pasukan AS mengambil alih kontrol lalu lintas udara, kata para pejabat, Minggu di Washington DC, (15/08/2021).
"Kami sedang menyelesaikan serangkaian langkah untuk mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai untuk memungkinkan keberangkatan yang aman personel AS dan sekutu dari Afghanistan melalui penerbangan sipil dan militer," kata Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan bersama.
Hampir semua personel dari kedutaan dipindahkan ke bandara termasuk penjabat duta besar, Ross Wilson, yang tetap berhubungan dengan Menlu Antony Blinken, kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
"Bendera Amerika telah diturunkan di kompleks kedutaan AS dan sekarang ditempatkan dengan aman bersama staf kedutaan," kata juru bicara itu.
Penutupan kedutaan AS di Kabul, Afghanistan, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia, terjadi 20 tahun setelah Amerika Serikat kembali hadir di Kabul menyusul kekalahan rezim Taliban tahun 2001.
Dengan kecepatan yang menakjubkan, Taliban menguasai negara itu dalam waktu kurang dari seminggu setelah Presiden AS Joe Biden memulai penarikan terakhir pasukan, menutup perang terpanjang Amerika.
Baca Juga: Taliban Kembali Berkuasa di Afghanistan, Siapa Pemimpinnya dan Bagaimana Struktur Mereka Bekerja?
Kemarin, Taliban resmi menguasai Kabul termasuk istana kepresidenan dimana para komandan dan petempur Taliban terlihat berada di dalam istana dan duduk di ruang kerja presiden. Tidak terlihat ada kekerasan maupun perusakan di istana.
AS mengirim 6.000 tentara ke bandara Kabul untuk mengevakuasi personel kedutaan serta warga Afghanistan yang membantu AS sebagai penerjemah atau dalam peran pendukung lainnya dan sekarang takut akan pembalasan dari Taliban.
Misi mereka akan "hanya berfokus pada memfasilitasi upaya ini dan akan mengambil alih kontrol lalu lintas udara", kata pernyataan bersama itu.
Pada hari Senin "dan selama beberapa hari mendatang, kami akan memindahkan ribuan warga Amerika yang telah tinggal di Afghanistan, serta staf misi AS yang dipekerjakan secara lokal di Kabul dan keluarga mereka dan warga negara Afghanistan lainnya yang sangat rentan" , lanjutnya.
Saksi di media sosial mengeluhkan gangguan pada penerbangan komersial karena prioritas diberikan kepada angkutan udara AS dari Kabul.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.