Kompas TV TALKSHOW rosi

Dibalik Kisah Sukses Apriyani Rahayu Bawa Pulang Medali Emas: Raket kayu dan Bekal Uang Rp 200 Ribu

Kompas.tv - 13 Agustus 2021, 02:46 WIB
dibalik-kisah-sukses-apriyani-rahayu-bawa-pulang-medali-emas-raket-kayu-dan-bekal-uang-rp-200-ribu
Ameruddin ayah Apriyani Rahayu menunjukan raket kayu milik Apri sewaktu kecil. (Sumber: Youtube KompasTV)
Penulis : Herwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bak kisah kolosal, salah satu ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu, masih jadi kudapan obrolan di banyak tempat. Epik ini bertular setelah dia dan rekannya Greysia Polii meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Di final, mereka menghadapi pasangan China, Cheng Qingchen/Jia Yifan. Hebatnya Greysia/Apriyani berhasil menang dua set langsung, 21-19 dan 21-15.

Bagi Apriyani ini tentu menjadi suatu pencapaian manis untuk kariernya di dunia bulutangkis. Apalagi saat ini dirinya masih berusia 23 tahun. Namun perjalanan menuju emas Olimpiade sudah barang tentu tidaklah mudah. 

Apriyani kecil sempat berlatih dengan menggunakan raket kayu. Perempuan asal Konawe, Sulawesi Tenggara itu mengawali karier bulu tangkisnya bukan dengan menggunakan raket yang biasa dipakai, tapi raket yang berbahan kayu.

Pada saat itu, sang ayah, Ameruddin, mencoba membuat raket berbahan kayu untuk dimainkan Apriyani bersama tetangganya. Raket yang berbentuk kotak itu lantas terus dipakai Apriyani hingga Ameruddin mencoba membeli raket baru yang biasa dijual di pinggir jalan. Ameruddin sadar bahwa anaknya ternyata memiliki bakat dan ketertarikan di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis.

“Ya dulu kalau main pakai ini, dulu koknya juga jelek tidak dari bulu angsa. Memang sejak dulu dia suka olahraga termasuk bola dan sepak takraw. Tapi memang sejak bermain raket kayu saya tau bakatnya di sini (bulutangkis),” ujar Ameruddin dalam program "Rosi: Spesial Kado Emas Olimpiade dari Greysia Polii dan Apriyani Rahayu", Kamis (12/8) malam.

Pengakuan Ameruddin cukup mengagetkan, bahwasannya masa kecil Apriyani sangat aktif secara fisik. Ameruddin bukan khawatir bila Apriyani akan terjadi apa-apa, justru sebaliknya, keisengan dan jahilnya putri bungsunya yang lebih dikhawatirkan sang ayah.

Ameruddin tahu satu-satunya jalan untuk menyalurkan energi putrinya adalah dengan olah raga. 

Sejak saat itulah, Apriyani mendapatkan dukungan penuh dari Ameruddin. Bahkan sampai diantarkan ke Makassar untuk mengikuti suatu kompetisi. Walau sebenarnya pada turnamen itu Apriyani tidak bermain, dia tetap merasa senang.

 “Jadi, dulu masih kecil dan belum ada fasilitas apa pun, dibikin raket kayu sama Papa. Itu juga cuma iseng-iseng aja karena hobi main. Itu juga cuma main-main saja sama tetangga sebelah,” imbuh Apriyani.

Tidak hanya itu kisah Apri saat masuk Pelatnas Bulutangkis juga tidak kalah mengharukan. Saat menuju Jakarta ia hanya bermodalkan uang Rp 200 ribu dan raket. 

“Ya dulu cuma bawa uang dua ratus ribu terus mau diapain. Tapi dia (Apri) komit, mau hajar semua program latihan dari pelatih,” kata Eng Hian Pelatih ganda putri bulutangkis.

Namun masa depan Apri jangan berhenti di Olimpiade, ia masih muda. Jangan puas, kata Didi sapaan akrab Eng Hian. 

Sebelumnya, Greysia Polii Apriyani Rahayu sukses mencatatkan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang memenangkan medali emas Olimpiade bagi Indonesia. Emas ini juga sebagai kado spesial untuk merayakan HUT RI ke-76 tahun.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x