Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Terdampak Abu Vulkanik Merapi, Nasib Hasil Panen Tembakau Kian Tak Pasti

Kompas.tv - 12 Agustus 2021, 18:42 WIB
terdampak-abu-vulkanik-merapi-nasib-hasil-panen-tembakau-kian-tak-pasti
Tumari membersihkan daun tembakau miliknya di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, yang turut terkena dampak guyuran hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi, Rabu (11/8/2021). (Sumber: Kompas.id/Ferganata Indra Riatmoko)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Gading Persada

MAGELANG, KOMPAS.TV – Nasib Petani tembakau kian tak pasti lantaran tanaman tembakau terdampak abu vulkanik dari Erupsi Merapi.

Petani di Magelang hanya bisa berharap turun hujan deras yang bisa tuntas membersihkan abu dari tanaman. 

”Jika dalam waktu dekat tidak turun hujan lebat atau sebaliknya erupsi justru terjadi lagi, maka tahun ini, kita terpaksa mengikhlaskan puluhan hektar tanaman tembakau gagal panen,” ujar Sudasri, Ketua Kelompok Tani Ngudi Rejeki di Dusun Babadan I Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Kamis (12/8/2021), seperti dikutip dari Kompas.id.

Diketahui, areal pertanian tembakau dan sayuran seluas 369,7 hektar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terdampak hujan abu.

Abu tersebut memengaruhi kualitas dan harga jual hasil panen. 

Hujan abu ini, menurut Sudastri, makin memperburuk harga daun tembakau di masa pandemi.

Jika sebelumnya harga daun tembakau basah Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, di masa pandemi harga turun menjadi Rp3.000 per kg.

Namun, dengan kondisi abu yang sulit dibersihkan ini, sejumlah pengepul tembakau sudah mengisyaratkan hanya akan membeli daun tembakau dengan harga Rp1.000 per kg.

Baca Juga: Kembali Luncurkan Awan Panas pada Kamis 12 Agustus 2021, Gunung Merapi Ditetapkan Siaga

Total luas tanaman tembakau milik anggota Kelompok Tani Ngudi Rejeki mencapai 40 hektar dengan jumlah tanaman mencapai sekitar 800.000 tanaman.

Adapun produktivitas areal tanaman tembakau mencapai 30-50 kuintal per hektar.

Teimuri Suchini, salah seorang pengurus Kelompok Tani Tumpangsari di Dusun Babadan II di Desa Paten, mengatakan, petani sangat cemas karena sekalipun sudah memasuki musim panen, belum ada satu pun pengepul tembakau datang untuk membeli daun tembakau.

”Biasanya, para pengepul datang untuk membeli dengan sistem tebasan. Namun, karena mengetahui dampak abu ini, maka para pengepul saat ini mungkin berusaha menahan diri untuk membeli,” ujarnya.

Sistem tebasan yaitu, langsung menetapkan harga untuk tiap luasan areal pertanian dan perkiraan produktivitas tembakau yang dihasilkan.

Sementara itu, hujan abu tipis kembali terjadi Kamis (12/8/2021) pukul 04.15  WIB. 

Hujan abu tersebut dirasakan turun di tujuh desa/kelurahan di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Dukun, Srumbung, Salam, Muntilan dan Mungkid.

Namun, hingga Kamis siang, belum ada laporan terkait dampak abu pada areal pertanian.

Baca Juga: Ratusan Hektar Areal Sayuran dan Tembakau Tertutup Abu Gunung Merapi, Ancam Penurunan Harga Panen




Sumber : Kompas.id




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x