TEL AVIV, KOMPAS.TV - Mossad mengingatkan Amerika Serikat (AS) perihal Presiden Iran yang baru diangkat, Ebrahim Raisi merupakan sosok yang tak bisa dipercaya.
Mossad juga menyebutkan bahwa penerus Hassan Rouhani itu memiliki masalah kejiwaan.
Hal itu diungkapkan saat Israel mengadakan pembicaraan dengan Pemimpin CIA, William Burns, Selasa (10/8/2021), terkait Iran.
Tel Aviv dilaporkan berusaha untuk mencegah pemulihan hubungan AS dengan Teheran.
Baca Juga: Tolak Tuduhan Dibalik Serangan Terhadap Kapal Tanker Minyak di Laut Arab, Iran Balik Tuding Israel
Dilansir dari Times of Israel, Burns berencana bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet dan Kepala Mossad, David Barnea, serta tokoh intelijen senior lainnya.
Pada pertemuan itu, pejabat Mossad mengungkapkan bahwa Raisi tak bisa dipercaya dan tak memiliki komitmen, serta tak bisa bernegosiasi terkait perjanjian nuklir yang baru.
Seperti dilaporkan laman berita Walla, Barne memberi Burns berkas mengenai Raisi yang digambarkan sebagai sosok yang ekstrem, kejam, korup, dan tak stabil.
Baca Juga: Erdogan Ingin Afghanistan Damai, Berencana Temui Pemimpin Taliban
“Mossad menggambarkannya sebagai seseorang dengan gangguan mental,” klaim Walla dalam laporan tanpa sumber.
Raisi merupakan mantan hakim yang dituduh telah memerintahkan eksekusi ribuan tahanan pada akhir perang Iran dan Irak pada 1988.
Ia resmi menjabat sebagai Presiden Iran sejak pekan lalu, menggantikan Rouhani yang menyetujui kesepakatan penting pada 2015 untuk mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Sementara itu Burns memiliki peranan kunci dalam pemulihan hubungan antara AS dan Iran yang mengarah pada kesepakatan Iran dan sejumlah negara-negara besar.
Sumber : Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.