MOSKOW, KOMPAS.TV - Kelompok Taliban menguasai perbatasan Afghanistan dengan Tajikistan dan Uzbekistan, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu seperti dilaporkan harian Kommersant hari Rabu, (11/08/2021).
Kondisi itu meningkatkan kekhawatiran keamanan bagi Moskow.
Taliban, yang berusaha keras untuk menerapkan kembali hukum Islam setelah diusir pada 2001, merebut kendali atas kota lainnya di Afghanistan utara pada Rabu, kata pejabat Rusia.
Kota tersebut merupakan ibu kota provinsi kedelapan yang jatuh ke tangan Taliban dalam enam hari.
Hari Rabu, kelompok Taliban mengklaim berhasil merebut ibu kota Provinsi Badakhshan, Faizabad, di wilayah timur laut Afghanistan.
Faizabad menjadi ibu kota provinsi kedelapan yang jatuh ke tangan Taliban dalam enam hari terakhir.
Jatuhnya Faizabad bersamaan dengan kedatangan Presiden Ashraf Ghani di Mazar-i-Shari. Ghani datang ke ibu kota Provinsi Balkh itu untuk mengumpulkan tentara pembelanya ketika milisi Taliban mendekati kota terbesar di wilayah utara Afghanistan itu.
Baca Juga: Taliban Kepung Afghanistan, Biden Sampaikan Afghanistan Harus Berjuang
Taliban menguasai sebagian besar provinsi utara Afghanistan yang berdekatan dengan Asia Tengah bekas Soviet. Pejabat Uni Eropa pada Selasa mengatakan, Taliban kini mengendalikan 65 persen wilayah Afghanistan.
Shoigu mengungkapkan, Taliban berjanji untuk tidak menyeberangi perbatasan, namun Moskow akan tetap menggelar latihan gabungan dengan sekutunya di kawasan tersebut.
Rusia mengoperasikan basis militer di Tajikistan dan bekas republik Soviet itu merupakan salah satu anggota blok militer pimpinan Moskow.
Itu artinya Moskow berkewajiban melindungi seandainya terjadi invasi. Uzbekistan juga menjalin hubungan yang erat dengan Rusia.
Rusia mengelar latihan gabungan dengan Uzbekistan dan Tajikistan di dekat perbatasan Afghanistan Agustus ini.
Rusia juga memperkuat basis militernya di Tajikistan dengan kendaraan lapis baja dan senjata baru.
Uni Soviet menduduki Afghanistan dari 1979 hingga 1989. Mereka angkat kaki dari negara itu setelah 15.000 pasukannya terbunuh dan puluhan ribu lainnya terluka.
Sumber : Kompas TV/Antara/Kommersant
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.