Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Kebakaran Lahan di NTT Capai 165 Titik Panas, Stasiun Meteorologi: Ada Praktik Pembakaran Ladang

Kompas.tv - 11 Agustus 2021, 11:29 WIB
kebakaran-lahan-di-ntt-capai-165-titik-panas-stasiun-meteorologi-ada-praktik-pembakaran-ladang
Kebakaran di kawasan Taman Nasional Komodo, Minggu (8/8/2021). (Sumber: Kompas.id)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

KUPANG, KOMPAS.TV – Kebakaran lahan yang terjadi di Nusa Tenggara Timur meluas. Sejak Juni hingga 8 Agustus 2021, sebaran titik panas mencapai 165 titik. Penyebarannya hampir merata di 22 kabupaten/kota di NTT.

Kebakaran terjadi karena ada praktik pembakaran ladang. Angin kencang dan keringnya rumput sabana memperbesar kebakaran tersebut.

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Sudiono Abadi mengatakan, sebaran titik panas pada  Juni 2021 sebanyak 24 titik, bulan Juli 126 titik, dan pada 1-8 Agustus 2021 sebanyak 15 titik panas.

Total titik panas sebanyak 165. Jumlah 165 titik api tersebut kebanyakan terdeteksi di Sumba Timur dan Kabupaten Kupang. Selain itu, sebaran titik panas terus meluas dan sudah hampir merata di seluruh kabupaten/kota di NTT.

“Musim kemarau masih berlangsung lebih dari empat bulan lagi. Titik panas itu diprediksi terus berlangsung sampai musim hujan turun, sekitar awal Desember 2021,” kata Sudiono di Kupang, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: UNESCO Minta Hentikan Sementara Pembangaunan TN Komodo, Ada Sejumlah Syarat yang Belum Dipenuhi

Di NTT hujan hanya terjadi selama tiga bulan. Itu pun muncul secara sporadis, Setiap musim kemarau, kebakaran lahan selalu terjadi bahkan menjadi yang tertinggi di Indonesia. 

Tahun 2019, misalnya, NTT menempati urutan pertama dengan luas lahan yang terbakar mencapai 71.712 hektar (ha) menyusul provinsi Riau yang mencapai 30.065 ha.

Setiap tahun, luas kebakaran lahan di NTT 30.000 ha hingga 71.712 ha. Tahun 2020, luas kebakaran hutan di NTT mencapai 53.210 ha.

Tahun ini, kebakaran sudah tersebar di 165 titik. Data satelit menunjukkan satu titik panas mencapai 1 kilometer persegi atau sekitar 100 ha. Maka, sudah sekitar 16.500 ha lahan terbakar.

Data tersebut adalah data yang sempat terpantau satelit. Di luar itu masih banyak titik panas yang tidak terdeteksi satelit. Seperti dalam hal ini, sebut saja kebakaran di Taman Nasional (TN) Komodo, Minggu (8/8/2021), selama 12 jam. Kebakaran itu tidak terdeteksi satelit sebagaimana dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kupang.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Melanda Sabana Taman Nasional Komodo, Ini Kata BTNK

 




Sumber : Kompas TV/Kompas.id




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x