Penyanyi Siti Sarah Meninggal, Suami: Saya Melihat Air Mata Jatuh di Pipinya

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Kabar duka datang dari negara tetangga, Malaysia. Penyanyi Siti Sarah Raisuddin meninggal dunia beberapa hari setelah melahirkan anak keempat akibat terpapar Covid-19.

Melansir New Straits Times, Siti Sarah meninggal hari ini, Senin (9/8/2021) pukul 5.30 waktu setempat.

Sang suami yang merupakan komedian Malaysia Shuib Sepahtu mengaku sempat melakukan panggilan video terakhir dengan istrinya yang tergeletak lemah di ICU Rumah Sakit Canselor Tuanku Muhriz, Univeraiti Kebangsaan Malaysia.

Meski dalam keadaan tak sadar, Shuib dan ketiga anaknya Uwais Alqarni (10), Dzahira Talita Zahra (6), dan Ariq Matin (4) sempat melihat air mata jatuh di pipi Siti Sarah.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Umumkan Berhenti Pakai Sosmed Termasuk Podcast dan WhatsApp, Ada Apa?

"Waktu itu, saya melihat air mata jatuh di pipinya seolah dia mengerti apa yang kami katakan," ujar Shuib.

Meskipun, Shuib tidak diperkenankan melihat Siti Sarah untuk yang terkahir kali, namun, ia menerima bahwa sang istri telah meninggal.

Ia mengungkapkan bahwa yang terberat adalah memberitahu ketiga anaknya yang masih kecil bahwa ibu mereka sudah tiada.

"Saya berbicara kepada mereka bahwa ibu sudah tidak akan pulang ke rumah lagi, mereka semua terdiam," ungkapnya kepada mstar.com.my.

"Matin (anak ketiga) menangis terisak-isak meski tak paham. Karena dia anak yang paling manja dan sangat merindukan ibunya," tambahnya.

Baca Juga: Terungkap! Ini Penyebab Tangan Isyana Sarasvati Diperban hingga Khawatir Tak Bisa Bermusik

Sementara itu, anak Siti Sarah yang baru lahir diberi nama Ayash Affan, nama yang dipilihnya sendiri.

"Nama Ayash Affan itu pilihannya (Siti Sarah) sendiri. Itu dari bacaannya yang berhubungan dengan seorang pejuang di wilayah Gaza," kenang Shuib.

Siti Sarah merupakan penyanyi dan aktris berusia 36 tahun berkebangsaan Malaysia. Aktif merilis lagu dari tahun 2002, Siti sudah melahirkan banyak karya diantaranya Sarah (2002), Mimpi Pun Sama (2003), Tiada Dikau Tiada Makna (2005).