Kompas TV nasional berita utama

Tak Ingin Stok Vaksin Menumpuk, Jokowi Perintahkan Hal Ini: Langsung Suntikkan ke Masyarakat!

Kompas.tv - 8 Agustus 2021, 06:35 WIB
tak-ingin-stok-vaksin-menumpuk-jokowi-perintahkan-hal-ini-langsung-suntikkan-ke-masyarakat
Presiden Jokowi memberikan arahan saat rapat terbatas evaluasi PPKM darurat 16 Juli 2021, Sabtu (17/7/2021). (Sumber: YouTube Sekretariat Presiden)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kepada seluruh pihak untuk mendukung percepatan vaksin Covid-19 secara nasional.

Kepala Negara mengungkapkan kecepatan vaksinasi merupakan kunci dalam menangani pandemi Covid-19. 

"Kecepatan vaksinasi, yang semuanya harus mendukung. Selain tiga tadi, kunci terakhir adalah kecepatan vaksinasi. Semua negara lakukan ini dan kita juga lakukan dengan kecepatan," kata Jokowi saat memimpin Ratas Evaluasi Perkembangan dan Tindak Lanjut PPKM Level 4 secara virtual, Sabtu (7/8/2021).

Sebab itu, dia mengingatkan kepada seluruh kepala daerah begitu mendapatkan stok vaksin Covid-19 untuk dapat segera menyuntikkan ke masyarakat. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo ini menginstruksikan para gubernur, bupati, dan walikota agar tidak membiarkan vaksin lebih dari dua hari.

"Jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari-dua hari, langsung suntikkan kepada masyarakat. Habis, minta (ke pemerintah) pusat lagi," tegas Jokowi. 

Lebih lanjut dia mengatakan selain testing dan tracing, vaksin juga memberikan proteksi kepada masyarakat dari penularan Covid-19.

Sebab itu, Jokowi kembali menegaskan agar tidak ada stok vaksin yang menumpuk atau berhenti terlalu lama baik di dinas kesehatan (dinkes) hingga puskesmas. 

Baca Juga: Moeldoko Sebut Presiden Jokowi Sudah Wanti-wanti Kenaikan Kasus Covid-19 di Luar Jawa

"Jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di dinkes maupun di rumah sakit dan puskesmas. Perintahkan segera semua, segera suntikkan. Karena kecepatan ini juga akan memberikan proteksi pada rakyat kita. Akan saya ikuti terus, angka-angka harian ini," ungkap Jokowi. 

Tak hanya persoalan vaksin, dalam rapat tersebut, Jokowi juga meminta jajarannya, khususnya TNI dan Polri, untuk merespons cepat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah di luar Pulau Jawa dan Bali dalam rentang waktu dua minggu terakhir.

Dari data yang disampaikannya, tercatat angka kasus positif di luar Jawa-Bali pada tanggal 25 Juli 2021 sebanyak 13.200 kasus atau 34 persen dari kasus baru nasional, kemudian per 1 Agustus 2021 naik menjadi 13.589 kasus atau 44 persen dari total kasus baru nasional. 

Sementara per 6 Agustus 2021 naik lagi menjadi 21.374 kasus atau 54 persen dari total kasus baru secara nasional.

Menurut pemaparannya, terdapat lima provinsi yang menjadi sorotan karena mengalami kenaikan kasus paling tinggi per tanggal 5 Agustus 2021.

Adapun provinsi tersebut yaitu Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Sumatera Barat, dan Riau.

Tak hanya itu, Jokowi juga mewanti-wanti provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kasus Covid-19 nya selalu mengalami naik turun. 

“Hati-hati, ini selalu naik dan turun, dan, yang perlu hati-hati, NTT. NTT hati-hati. Saya lihat dalam seminggu kemarin, tanggal 1 Agustus, NTT itu masih 886 (kasus aktif), tanggal 1 Agustus. (Tanggal) 2 Agustus, 410 kasus baru. Tanggal 3 (Agustus) 608 kasus baru. Tanggal 4 (Agustus) 530 (kasus baru). Tetapi lihat di tanggal 6 (Agustus) kemarin, 3.598 (kasus baru). Yang angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat,” jelasnya. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak di Luar Jawa, Jokowi Minta Respons Cepat di 6 Provinsi Ini




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x