JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat Indonesia tidak terseret arus tindakan tidak bertanggungjawab para "Politisi Ikan Lele" di media sosial.
Pasalnya, berdasar penilaian Abdul Mu'ti, perburukan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh dampak sosial dan ekonomi, melainkan juga disebabkan oleh "Politisi Ikan Lele".
“Politisi ikan lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya, maka dia itu semakin menikmati kehidupannya. Karena itu, sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh dan banyak orang yang tidak sekadar memancing, tapi juga memperkeruh suasana,” kata Abdul Mu'ti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Rabu (4/8/2021).
Lebih lanjut, Mu'ti menjelaskan, istilah 'Politisi Ikan Lele' digunakannya dengan meminjam ungkapan yang pernah diutarakan Buya Syafi'i Ma'arif.
Baca Juga: Haedar Nasir: Muhammadiyah Yakin Pemerintah Tetap Dalam Kepentingan Utama Menyelamatkan Jiwa Rakyat
Menurutnya, lontaran itu menunjuk pada mereka yang senang tampil memperkeruh suasana dan mengadu domba.
Kendati demikian, Mu'ti menegaskan, 'Politisi Ikan Lele' bukan berarti mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi lebih luas yakni mereka yang selalu mengaitkan keadaan dengan cara politisasi.
“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” tegasnya.
Satu contoh wacana yang dilemparkan para 'Politisi Ikan Lele' di media sosial, antara lain mengaitkan Covid-19 sebagai konspirasi dan menyebut bahwa pandemi merupakan cara China untuk melumpuhkan Indonesia.
Sumber : Kompas TV/Muhammadiyah.or.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.