JAKARTA, KOMPAS.TV – Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah memastikan bahwa dua sampel dari pasien Covid-19 di Provinsi Jambi bukan merupakan varian Delta Plus, melainkan B.1.466.2 varian lokal Indonesia.
"Ternyata yang di Jambi itu harus dikoreksi, masuknya bukan ke Delta Plus, tapi kelompoknya varian lokal Indonesia B.1.466.2," kata Kepala Eijkman Prof Amin Subandrio, Minggu (1/8/2021).
Diketahui sebelumnya, pada Rabu (28/7/2021) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi mengumumkan penemuan virus Corona varian Delta Plus atau AY.1.
Baca Juga: Varian Delta dan Delta Plus Ditemukan di Provinsi Jambi, Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Waspada
Hal itu diketahui setelah salah satu rumah sakit di Jambi mengirimkan sebanyak 454 sampel ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Hasilnya, dua dari ratusan sampel dinyatakan dalam terkonfirmasi virus Corona varian Delta Plus.
Namun ternyata, setelah dikoreksi lebih lanjut, Pihak Eijkman mengonfirmasi perubahan bahwa Delta Plus di Indonesia hanya ditemukan di Mamuju.
"Pada hari ini ada perubahan berdasarkan kajian molekuler lebih dalam, ternyata Delta Plus itu baru satu, yaitu yang di Mamuju," terangnya.
Baca Juga: Fakta Baru, Eijkman Sebut 67 Persen Anak yang Positif Covid-19 Tidak Bergejala
Dalam koreksinya, Amin mengatakan varian Delta Plus adalah turunan dari varian Delta yang mengalami satu tambahan mutasi di mana asam amino leusin pada bagian protein diganti dengan Asparagin (N).
Diberitakan Kompas TV sebelumnya, Ketua Tim Pengurutan Genom Menyeluruh (Whole Genom Sequencing/WGS) SARS-CoV-2 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menyebut, ada varian baru Covid-19 asli Indonesia yang lebih menular.
Varian Corona baru yang muncul di Indonesia itu bernama varian B.1.466.2.
Sugiyono menjelaskan, varian lokal ini sudah muncul sebelum varian Delta mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia.
Namun begitu, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi varian lokal tersebut masih dalam pemantauan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Peneliti Sebut Antibodi Vaksin Sinovac Turun setelah 6 Bulan, BPOM China Pertimbangkan Dosis Ketiga
WHO kini masih memasukkan varian asli Indonesia ke dalam kelompok Alerts for Further Monitoring.
Oleh karena itu, varian ini belum mendapat nama resmi seperti Alpha, Beta, dan Delta.
Baca Juga: Waspada! Varian Delta Plus Masuk Indonesia, Kenali Gejala dan Risikonya
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.