JAKARTA, KOMPAS.TV - Penggunaan Oseltamivir sebagai obat terapi Covid-19 secara bertahap akan dihentikan dan diganti dengan Fapivirapir.
"Favipiravir akan mengganti Oseltamivir sebagai obat antivirus," kata Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (26/7/2021).
Keputusan tersebut tentunya telah mengikuti anjuran dari para ahli yang tergabung dalam lima organisasi dokter di Indonesia.
"Dokter-dokter ahli dari lima organisasi di Indonesia sudah mengkaji dampaknya terhadap mutasi virus delta ini, dan mereka menganjurkan agar antivirusnya digunakan Favipiravir," ungkap Budi.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan, Menkes Budi Gunadi Kebut Impor Ratusan Ribu Obat Terapi Covid-19
Selanjutnya, beberapa produsen dalam negeri pun akan meningkatkan produksi Favipiravir, seperti Kimia Farma yang akan menggenjot produksi obat tersebut hingga dua juta tablet per hari.
"Diharapkan, di bulan Agustus, kita sudah punya kapasitas produksi dalam negeri antara dua sampai empat juta tablet per hari guna memenuhi kebutuhan," ujar Budi.
Selain dengan produksi dalam negeri, ketersediaan Favipiravir di Indonesia yang saat ini berjumlah sekitar enam juta tablet, juga akan ditambah lewat kegiatan impor.
Sementara itu, kini stok Oseltamivir ada sebanyak 12 juta tablet dan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Agustus nanti.
Baca Juga: Intip Isi Paket Obat Pasien Covid-19 dari Pemerintah, Berikut Syarat Mendapatkannya
Karena banyak dicari oleh masyarakat, Budi memastikan, keberadaan Oseltamivir dan Favipiravir akan mulai banyak ditemukan di pasaran pada Agustus mendatang.
Menurut Budi, kendala yang saat ini tengah dihadapi dalam penyediaan obat terapi Covid-19 adalah masalah distribusi.
"Mudah-mudahan, di awal Agustus, beberapa obat-obatan yang sering dicari masyarakat seperti Azithromycin, Oseltamivir maupun Favipiravir, sudah bisa masuk ke pasar secara lebih signifikan," tandasnya.
Sebagai informasi, Oseltamivir merupakan obat antivirus untuk influenza yang dikenal juga dengan nama dagang Fluvir dan Tamiflu.
Sedangkan, Favipiravir sebelumnya dikenal dengan nama dagang Avigan, juga untuk influenza meski pernah juga dipakai untuk Ebola.
Sumber : Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.