PARIS, KOMPAS.TV - Langkah pencegahan dilakukan Presiden Prancis, Emmanuel Macron setelah namanya masuk daftar sadap spyware Pegasus.
Macron memutuskan untuk mengganti nomor telepon serta perangkat teleponnya untuk menghindari penyadapan.
Hal itu diungkapkan oleh Pejabat Kepresidenan Prancis, Kamis (22/7/2021), bersamaan dengan rapat darurat masalah keamanan siber yang dilakukan Macron di Istana Elysee, Paris.
Seperti dikutip dari France 24, Macron meminta agar protokol keamanan terkait komunikasi sensitif diperkuat.
Baca Juga: Keterlaluan, 800 Orang di Uganda Diduga Disuntikan Vaksin Covid-19 Palsu Berisi Air
Rapat keamanan siber itu dilakukan untuk menentukan langkah pemerintah, setelah munculnya laporan bahwa ponsel Macron dan menterinya telah menjadi target Pegasus.
Juru Bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal mengungkapkan Macrone mengganti teleponnya secara reguler, dan menanggapi masalah ini dengan serius.
Attal mengungkapkan investigasi akan dilakukan untuk mencari tahu apakah spyware ini diinstal ke telepon atau bagaimana cara mereka mengambil data.
Ia menekankan pentingnya upaya keamanan siber yang lebih luas untuk melindungi fasilitas publik, seperti rumah sakit, yang kerap menjadi sasaran perangkat lunak berbahaya di masa lalu.
Baca Juga: Sistem Pertahanan Rudal Buatan Rusia Berhasil Hancurkan Serangan Rudal Israel ke Suriah
Sementara itu, konsorsium media global mengatakan pada pekan ini, spyware Pegasus yang dibuat oleh perusahaan Israel, NSO Grup diyakini telah dipakai menargetkan politisi, aktivis dan jurnalis di beberapa negara.
Namun Pejabat NSO, Haim Gelfand mengatakan kepada i24News, Rabu (21/7/2021), bahwa Macron bukanlah target mereka.
Gelfand mengatakan perusahaannya akan meninjau sejumlah kasus yang terungkap oleh media mengenai bagaimana mereka menggunakan Pegasus.
Ia menegaskan perusahaan akan mengikuti semua proses sebelum menentukan bagaimana mereka menggunakan sistem tersebut.
Sumber : France 24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.